Putus Mata Rantai Penyakit Menular, WBP Lapas Banyuwangi Jalani Skrining TBCLapas Kelas II A Banyuwangi

Putus Mata Rantai Penyakit Menular, WBP Lapas Banyuwangi Jalani Skrining TBC

WBP Lapas Banyuwangi menjalani skrining dengan metode Intervensi Chest X Ray. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Warga Binaan (WBP) Lapas Banyuwangi menjalani skrining Apktive Case Finding (ACF) penyakit Tuberkulosis (TBC). Skrining dilakukan dengan menggunakan alat canggih Intervensi Chest X Ray (rontgen dada).

Pelaksanaan skrining CXR dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Banyuwangi yang bekerja sama dengan tim vendor X-Ray Tirta Medical Center.

Kepala Lapas Banyuwangi, Wahyu Indarto mengatakan, skrining TBC bagi seluruh WBP ini berlangsung selama lima hari.

Baca Juga :

"Skrining CXR TBC ini bertujuan untuk mengoptimalkan angka penemuan kasus TBC secara aktif dan masif pada kelompok komunal yang berisiko tinggi atau rentan terhadap penularan," kata Wahyu, Kamis (14/9/2023).

Menurut Wahyu, Lapas menjadi salah satu lingkungan yang rentan terhadap penularan TBC. Selain karena over load, juga durasi WBP mendekam cukup lama.

“Lapas Banyuwangi saat ini dihuni 991 orang, kapasitas idealnya hanya 260 orang,” terangnya.

Wahyu menyebut, setiap WBP melewati tiga tahapan pemeriksaan, mulai dari skrining gejala, CXR dan TCM. “Skrining gejala dilakukan secara mandiri oleh petugas kesehatan Lapas," jelasnya.

Jika dalam pemeriksaan, ada WBP yang terindikasi infeksi TBC, maka akan dilakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.

“Mereka akan ditempatkan di kamar khusus, untuk memudahkan perawatan dan pengobatan, serta mencegah penularan pada WBP yang lain,” katanya.

Wahyu menegaskan akan mendukung penuh program pemerintah dalam memutus rantai penularan penyakit TBC, khususnya di lingkungan lapas.

“Untuk pengobatan TBC ini ditanggung oleh pemerintah, asal patuh terhadap prosedur pengobatan, penyakit TBC bisa disembuhkan,” tambahnya. (fat)