Ribuan pelari dari berbagai daerah meramaikan event Tetralogy East Java Running Festival (TEJRF) 2025 di Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Kabupaten Banyuwangi menjadi tuan rumah perdana pelaksanaan Tetralogy East Java Running Festival (TEJRF) 2025. Sebanyak 1.250 pelari dari berbagai daerah ambil bagian dalam event ini.
Event kolaborasi Polda Jatim dan Pemkab Banyuwangi tersebut menyajikan sejumlah kategori, yakni pelajar, open male/female dan master male/female dalam fun walk, lari 5 km dan 10 km.
Peserta berasal dari berbagai daerah seperti, Surabaya,
Bali, Lombok, Malang, dan daerah lainnya. Mulai dari anak-anak hingga lanjut
usia turut serta dalam event ini.
Start dan finish dipusatkan di Pantai Boom Marina.
Peserta menyusuri perkampungan dan kawasan ikonik di Banyuwangi Kota seperti
Taman Sritanjung, Taman Tirtawangi (Patung Kuda), serta Taman Blambangan.
Sepanjang rute tampak warga antusias mendukung dan
memberi semangat para pelari. Bahkan ada juga yang menawarkan minuman dan
camilan sebagai bentuk support untuk para pelari.
Bupati Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasih kepada
Polda Jawa Timur, yang menjadikan Banyuwangi menjadi tuan rumah perdana TEJRF.
"Terima kasih atas dukungan Polda Jatim yang turut
mendukung memajukan wellness tourism, menawarkan konsep wisata berbasis
kesehatan di Banyuwangi. Lari saat ini sudah menjadi lifestyle dan banyak
digandrungi,” kata Ipuk yang turut serta berlari bersama ribuan peserta
lainnya.
“Saat ini muncul banyak komunitas lari bahkan ada
komunitas lari malam hari di berbagai daerah. Di Banyuwangi kami berusaha untuk
mewadahi berbagai komunitas olahraga seperti dengan berbagai event yang digelar
di Banyuwangi," imbuh Ipuk.
Berbagai event sport tourism digelar di Banyuwangi untuk
memfasilitasi para pecinta olahraga Indonesia, seperti sepeda, paralayang,
tenis, sepatu roda, dan berbagai event lainnya mulai berskala nasional hingga internasional.
Direktur Polairud Polda Jatim, Kombes Pol Arman Asmara
mengatakan, TEJRF merupakan event tetralogy pertama. Banyuwangi dipilih karena
telah berpengalaman menggelar sport tourism.
Ia bersyukur pelaksanaan Tetralogy EJRF 2025 di
Banyuwangi berlangsung lancar dan sukses. Masyarakat juga menunjukkan antusias
yang sangat luar biasa dalam memeriahkan event ini.
"Banyuwangi perdana, karena telah berpengalaman
menggelar event olahraga. Dukungan masyarakatnya sangat luar biasa. Event ini
akan berlanjut di Kota Kediri, Madiun, dan Surabaya," ujar mantan
Kapolresta Banyuwangi periode 2020-2021 itu.
Pihak penyelenggara akan menyandingkan pelari terbaik
dari seluruh rangkaian event bertajuk Tetralogy ini. Poin dari setiap lomba
akan diakumulasikan untuk menentukan penyandang pelari terbaik.
Pelari asal Surabaya, Dewi Nur Laily, juara race 5 km
kategori perempuan, mengaku puas dengan hasil latihannya. Ia mencatatkan waktu
tercepat 26 menit 47 detik. "Alhamdulillah terbayarkan, ke depan ingin
memperpendek waktu lagi," tutur pelari kelahiran 1999 itu.
Ada juga Slamet (60) yang semangatnya tak surut meski
usia sudah tidak muda lagi. Ia tetap antusias berlari bersama anak dan cucunya.
"Saya senang sekali bisa ikut lomba lari ini. Meski sudah tua, tapi semangat
harus tetap muda," ujar Warga Kelurahan Lateng ini. (red)