(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Sebanyak 1.020 pelamar atau 72,86
persen calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkup Pemkab Banyuwangi, memenuhi
passing grade (nilai ambang batas) Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) yang
berakhir, Senin (27/9/2021).
Sebanyak 1400 peserta CPNS menjalani ujian SKD yang
dilaksanakan secara online melalui computer assisted test (CAT) di kantor Badan
Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP), jalan Agus Salim, Banyuwangi,
20-27 September 2021 lalu.
Kepala BKPP Nafiul Huda mengatakan hari pertama digelar,
secara umum pelaksanaan SKD bagi pelamar CPNS di lingkup Pemkab Banyuwangi
berjalan lancar hingga hari terakhir kemarin.
“Alhamdulillah tidak ada gangguan berarti. Termasuk
gangguan internet yang sempat dikhawatirkan berimbas pada pelaksanaan SKD di
Banyuwangi,” ujarnya.
Huda menuturkan, jumlah pelamar seleksi CPNS yang berhak
mengikuti SKD mencapai 1.537 orang. Namun, hingga pelaksanaan ujian hari
terakhir kemarin, pelamar yang hadir dan mengikuti SKD sebanyak 1.400 orang,
sedangkan 137 pelamar tidak hadir.
Huda mengatakan peserta yang lulus SKD cukup banyak. Di antara 1.400 peserta SKD tersebut, sebanyak 1.020 orang atau setara dengan 72,86 persen berhasil memenuhi passing grade yang telah ditentukan secara nasional. Peserta yang gagal memenuhi nilai ambang batas minimal sebanyak 380 orang.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Dilanjutkan Huda setelah ujian SKD bagi CPNS,
selanjutnya akan digelar ujian kompetensi untuk formasi Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) non guru, mulai Selasa (28/9/2021) dan Rabu
(29/9/2021).
Untuk PPPK non guru akan diikuti oleh 248 peserta. Huda
menambahkan tahun ini Pemkab Banyuwangi menerima formasi 156 CPNS, dan 157 PPPK
Non Guru.
Pelaksanaan ujian juga dilaksanakan secara online
menggunakan sistem computer assisted test (CAT). Keluarga peserta maupun
masyarakat umum bisa melihat langsung nilai ujian melalui live streaming
youtube Official Kanreg II BKN.
Sebelumnya, Bupati Ipuk menegaskan ujian dilaksanakan
berbasis komputer dengan pelaksanaan yang transparan. Nilai yang diraih
masing-masing peserta juga bisa dilihat karena ditayangkan langsung, sehingga
benar-benar terbuka.
“Jadi jangan percaya apabila ada pihak yang menyatakan bisa
menjamin diterima menjadi ASN, jangan tertipu, karena tidak ada yang bisa
mengintervensi,” ujarnya. (Humas/kab/bwi)