Setelah Penantian Panjang, Jenazah PMI Banyuwangi yang Meninggal di Kamboja Akhirnya Tiba

Setelah Penantian Panjang, Jenazah PMI Banyuwangi yang Meninggal di Kamboja Akhirnya Tiba

Warga membawa peti jenazah menuju rumah duka. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Jenazah Rizal Sampurna (30), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Banyuwangi yang meninggal di Kamboja akhirnya tiba di rumah duka di Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kalipuro, Senin (12/5/2025) dini hari.

Kedatangan ambulans membawa peti jasad anak semata wayang Sulastri itu disambut isak tangis keluarga dan kerabat dekat yang telah lama menanti. Gang sempit menuju rumah Rizal Sampurno menjadi saksi bisu kepedihan mendalam atas kepulangannya.

Informasi simpang siur mengenai keberadaan Rizal di Kamboja sebelumnya sempat membuat keluarga dilanda kecemasan. Ketidakjelasan penyebab kematiannya pun menambah kepedihan mendalam bagi keluarga.

Baca Juga :

Namun, begitu peti cokelat dibuka dan dipastikan jenazah di dalamnya adalah Rizal, tangis kelaurga kembali pecah.

Safitri, salah seorang anggota keluarga, tak kuasa menyembunyikan air matanya saat mengungkapkan kelegaan bercampur duka.

"Alhamdulillah, Mas Rizal akhirnya bisa kembali ke tanah air. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kepulangannya selama hampir dua bulan ini," tuturnya dengan suara bergetar.

Keterangan resmi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh dan kepolisian Kamboja menyebutkan bahwa Rizal meninggal dunia akibat serangan jantung.

Kendati diketahui bekerja secara ilegal di Negeri Angkor Wat, pemerintah Indonesia melalui KBRI terus aktif mengupayakan pemulangan jenazah Rizal.

Arif Fadilah, Staf Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI, yang turut mendampingi kepulangan jenazah, menyampaikan bahwa seluruh biaya pemulangan ditanggung oleh perusahaan tempat Rizal bekerja.

"KBRI juga telah berhasil mengupayakan santunan sebesar Rp 16 juta dari pihak perusahaan untuk keluarga almarhum," ungkap Arif.

Kisah pilu Rizal ini semakin ironis lantaran sebelum kabar duka tiba, keluarga sempat menerima informasi yang mengejutkan.

Rizal diduga kuat menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan dipaksa bekerja di depan komputer dengan tangan terborgol.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi detail mengenai identitas perusahaan tempat Rizal bekerja di Kamboja. Keluarga berharap pihak berwenang dapat mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi Rizal. (man)