Status Gunung Ijen Kembali Normal, Pendakian Belum DibukaTWA Kawah Ijen

Status Gunung Ijen Kembali Normal, Pendakian Belum Dibuka

Pendakian di TWA Ijen masih ditutup. (Foto: Istimewa/Dok)

KabarBanyuwangi.co.id - Status Gunung Ijen telah turun dari waspada (level II) menjadi normal (level I). Penurunan status itu tertuang dalam surat yang dikeluarkan Badan Geologi bernomor 1072.Lap/GL.03/BGV./2024.

Meski status aktivitas gunung tersebut sudah turun, namun jalur pendakian menuju Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen belum dibuka.

"Kalau keputusan buka atau tutup itu di kepala balai besar. Memang kemarin dari PVMBG sudah menginformasikan bahwa status Ijen sudah turun dari level II ke level I. Tapi tidak serta merta jalur pendakian dibuka begitu status turun," kata Kabid KSDA Wilayah III Purwantono, Kamis (15/8/2024).

Baca Juga :

Salah satu hal yang masih dikoordinasikan BKSDA Jatim dengan PVMBG, yakni soal potensi kondisi Gunung Ijen ke depannya. Termasuk soal kontinuitas status normal aktivitas vulkanis Gunung Ijen.

"Kami tidak berani berspekulasi karena itu menyangkut aktivitas geologi," sambungnya.

Dari pengalaman sebelum-sebelumnya, jalur pendakian TWA Ijen akan dibuka tak lama setelah status gunung kembali normal. Meski demikian, ia meminta masyarakat dan wisatawan untuk menunggu pengumuman pasti dari BBKSDA Jatim.

Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Ijen Ahmad Subhan menjelaskan, penurunan status Gunung Ijen berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan pada 1-12 Agustus lalu.

Pengamatan visual menunjukkan, air kawah berwarna hijau toska. Bualan gas di tengah danau tidak terlihat. Sementara butiran belirang merica berkurang.

"Serta tidak nampak uap putih diatas permukaan danau. Hasil pengukuran suhu air kawah di permukaan 43,4°C menggunakan termokopel, sedangkan menggunakan thermogun 42,2°C," katanya.

Sementara pantauan terhadap asap solfatara menunjukkan warna putih tebal dengan tekanan lemah hingga sedang. Sementara bau gas belerang tercium namun tidak terlalu menyengat.

Dari sisi instrumental, pada periode yang sama, terekam 7 kali gempa hembusan, sekali tremor non harmonik, 60 kali gempa vulkanik dangkal, tiga kali gempa vulkanik dalam, 16 kali gempa tektonik jauh, sebelas kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0.5-6 mm, dominan 1 mm.

Sejak tanggal 23 Juli, rentang frekuensi kegempaan mulai mengecil, dominan antara 24 Hz, ditandai oleh menurunnya kejadian atau jumlah kegempaan secara fluktuatif dan menurunnya amplitudo tremor.

Berdasarkan hasil evaluasi visual dan instrumen itulah, kata dia, tingkat aktivitas Gunung Ijen diturunkan dari waspada menjadi normal.

Meski demikian, pihaknya mengimbau agar masyarakat disekitar Gunung Ijen dan pengunjung tidak mendekati bibir kawah maupun turun dan mendekati dasar kawah.

Badan Geologi juga melarang warga atau wisatawan menginap di Kawah Ijen dalam radius 500 meter. (fat)