Tadarus Al-Quran Raksasa di Masjid Baiturrahman Banyuwangi Jadi Wisata Religi Setiap Ramadhan Masjid Baiturrahman Banyuwangi

Tadarus Al-Quran Raksasa di Masjid Baiturrahman Banyuwangi Jadi Wisata Religi Setiap Ramadhan

Anggota Majelis Semaan Masjid Agung Baiturrahaman Banyuwangi membaca Al-Quran raksasa di malam bulan Ramadan. (Foto: Fattahur)

KabarBanyuwangi.co.id - Ada hal yang berbeda saat momen Ramadhan di Banyuwangi. Umat Islam bertadarus menggunakan Al-Quran berukuran raksasa di Masjid Baiturrahman, Banyuwangi.

Jemaah masjid bergiliran membaca Al-Quran itu setelah melaksanakan Salat Tarawih. Kitab suci tersebut memiliki ukuran yang tidak biasa.

Koordinator Majelis Semaan Masjid Agung Baiturrahaman Banyuwangi, Ahmad Rifai mengatakan, Al-Quran raksasa itu memiliki tinggi 2,1 meter dengan lebar 1,42 meter ditempatkan pada kotak kayu khusus.

Baca Juga :

Kitab suci raksasa itu, kata Rifai, dibaca setiap malam pada bulan Ramadan, namun tidak sampai sebulan penuh. "Dibaca mulai 1 Ramadan hingga 27 Ramadan," ujar Rifai, Kamis (30/3/2023) malam.

Dia menyebut, selama Ramadan ini setidaknya ada 6 anggota majelis semaan bertadarus dengan Al-Quran itu setelah Salat Tarawih. Mereka secara bergantian membaca ayat demi ayat hingga tiga juz terselesaikan.

"Kalau yang baca setiap harinya kurang lebih enam sampai tujuh orang, ada juga dua orang yang bertugas khusus membalikkan halaman," kata Rifai.

Menurut Rifai, Al-Quran dengan bobot total mencapai 4 kuintal itu telah berada di Masjid Baiturrahman sejak 2010. Setiap tahunnya, kitab suci itu selalu menjadi bahan bacaan majelis semaan di sana.

Rifai mengakui, butuh kejelian dan gerak mata supaya lancar ketika membaca Al-Quran super besar tersebut.

"Pernah ada pengunjung datang mau lihat dan mau mencoba membaca. Waktu dicoba, ternyata kesulitan. Kenapa yang saat ini membaca ketika tadarus bisa lancar, ya karena memang sudah terbiasa membaca Al-Quran," ucapnya.

Saat ini, Al-Quran raksasa itu sudah berusia 13 tahun, namun kondisinya masih terawat dengan baik. Karena tiap lembar sisi luar halaman Al-Quran dilapisi dengan plastik supaya tidak rusak.

Al-Quran raksasa itu, masih menurut Rifai, dibuat dengan tulisan tangan oleh H Abdul Karim, salah seorang tokoh agama asal Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng.

Pengerjaan Al-Quran raksasa ini memakan waktu selama hampir tujuh bulan, mulai 1 Februari hingga 26 Agustus 2010.

"Al-Quran ditulis dengan tangan di atas kertas yang dibeli dari Jepang. Kalau merawatnya, tidak ada kiat khusus. Ya yang penting dijaga, supaya tidak rusak," jelas Rifai.

Selain dibaca khusus pada bulan Ramadhan, Al-Quran raksasa juga dibaca pada saat momen tertentu seperti hari besar Islam.

Pengurus masjid juga mempersilahkan jika ada tamu ingin melihat langsung Al-Quran raksasa yang tersimpang rapi di musium. “Ya sekaligus dijadikan wisata religi setiap Ramadhan bagi wisatawan dari luar daerah,” pungkasnya. (fat)