Tokoh masyarakat Cungking, Al Maarif tunjukkan digelarnya selamatan Amin Pikin di Banyuwangi. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Warga Cungking, Kelurahan,
Mojopanggung, Kecamatan Giri, Banyuwangi punya ritual adat, Amin Pikin.
Ritual adat Amin Pikin ini merupakan tradisi selamatan
bersih desa untuk memohon keselamatan kepada Tuhan.
Tradisi ini digelar turun temurun oleh masyarakat suku
Osing di Lingkungan Cungking pada setiap tahunnya. Tepatnya pada bulan haji di
pekan pertama setelah Hari Raya Idul Adha.
Pada tahun ini, tradisi Amin Pikin di Lingkungan Cungking
digelar dengan serangkaian kegiatan selama tiga hari hari berturut-turut, mulai
tanggal 19-21 Juni 2024.
"Pada hari pertama ini digelar ritual Lamaran dari
Kantor Kelurahan Mojopanggung menuju Bale Tajug. Kegiatan berikut besok dan
lusa," kata Al Ma'arif, salah satu warga Cungking.
Di hari kedua, warga Cungking menggelar ritual di Kandapan,
Selamatan Kampung Amin Pikin, dan dilanjut Mocoan Lontar Yusuf di Balai
Lingkungan Cungking.
Mocoan Lontar Yusuf adalah tradisi yang dilakukan suku
Osing Banyuwangi berupa pembacaan lontar (naskah) Yusuf bertuliskan huruf
Arab dengan bahasa Jawa Kuno. Tradisi ini digelar dalam rangka bersih desa.
Berikutnya pada hari terakhir, para warga akan
melangsungkan ritual Nyelameti Sawah Buyut Cungking di Taman Nasional Baluran.
Buyut Cungking memiliki ikatan batin yang cukup kuat dengan
warga Cungking dan sekitarnya. Sehingga sebagai bentuk penghormatan kepada
leluhurnya, masyarakat mengadakan tradisi selamatan.
Al Ma'arif menyampaikan, dalam tradisi Amin Pikin, warga
Cungking menyantap berbagai aneka hidangan makanan khas Osing, salah satunya
Pecel Pitik.
Kuliner Pecel Pitik sangat sakral hingga digunakan menjadi
suguhan wajib dalam seluruh kegiatan upacara adat suku Osing Banyuwangi.
"Tradisi Amin Pikin tidak hanya menjadi wujud rasa
syukur atas karunia Allah SWT, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat tali
persaudaraan antar warga," ujar Al Ma'arif.
Tradisi Amin Pikin terus dilestarikan oleh masyarakat
Cungking dari generasi ke generasi. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga
tradisi ini tetap hidup, seperti melibatkan generasi muda dalam pelaksanaan
ritual adat. (fat)