(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Usai pelantikan yang digelar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (26/2/2021), Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani langsung tancap gas bekerja. Dia menggelar rapat virtual bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Pendopo Banyuwangi, kemudian menyambangi rumah singgah Banyuwangi tak jauh dari RSUD dr. Soetomo, Surabaya.
"Saya ingin melihat kondisi rumah singgah Banyuwangi, apa yang harus diperbaiki dan dilengkapi agar pasien dan keluarganya semakin nyaman," ujar Ipuk.
Rumah singgah yang berdiri sejak
2017 itu diperuntukkan bagi warga Banyuwangi yang sedang menjalani rawat jalan
di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Sebelumnya, warga Banyuwangi dan keluarganya
yang dirujuk rawat jalan ke RSUD dr Soetomo (RS milik Pemprov Jatim) harus mengeluarkan
dana untuk penginapan.
Adapun untuk biaya pengobatan bagi
warga kurang mampu sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Untuk memperingan kendala
itu, sejak 2017, Pemkab Banyuwangi mempersiapkan rumah singgah secara gratis.
"Keberadaan rumah singgah sangat
membantu warga. Sebelumnya warga harus keluar ongkos untuk menginap di
Surabaya, yang sehari minimal sekitar Rp200 ribu. Padahal, ada yang rawat jalan
sampai puluhan hari, misalnya untuk pasien yang diradioterapi. Nah, mereka
dan keluarganya silakan menginap di sini. Program ini akan kita tingkatkan agar
semakin nyaman digunakan," ungkap Ipuk.
Dalam kesempatan itu, Ipuk
berbincang dengan sejumlah pasien dan keluarganya yang sedang dirawat jalan,
dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Satu per satu dia memasuki kamar
yang dijadikan tempat beristirahat. Salah seorang di antaranya adalah Nur
Wakhid.
"Alhamdulillah, selama
melakukan kemoterapi setahun terakhir ini, tak perlu bingung-bingung mencari
penginapan. Nyaman dan gratis," ujarnya.
Hal yang sama juga diakui Lilik
Sudarsih, penderita lupus sejak 2009. Dia harus melakukan rawat jalan pada
setiap waktu tertentu ke RSUD dr. Soetomo. "Sejak ada ini (rumah singgah),
saya jadi tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk penginapan,"
akunya.
Ipuk mendoakan semua pasien dan
keluarganya senantiasa diberi kesehatan. ”Mudah-mudahan semua diberi kesehatan
ya, yang sakit segera diberi kesembuhan,” tutur Ipuk.
Idham Kholik, petugas kesehatan
yang mengelola rumah singgah, menyebutkan selama pandemi ini, protokol
kesehatan diterapkan secara ketat bagi setiap penghuni.
"Selain itu, kita juga
melakukan pembatasan jumlah penghuni. Kita batasi maksimal 25 orang yang
tinggal di sini," terang Idham.
Selama ini, kata Idham, telah
banyak dimanfaatkann warga. Rata-rata ada 45 pasien yang silih berganti
menghuni tempat itu setiap bulannya.
Rumah singgah tersebut beralamat di Jalan Kemangi, No. 1, Karangmenjangan, Surabaya. Warga Banyuwangi dapat mengaksesnya secara gratis. Fasilitas yang tersedia mulai dari tempat tidur hingga dapur. Juga ada petugas kesehatan untuk pendampingan, serta petugas kebersihan dan yang membantu memasakkan makanan. (Humas/kab/bwi)