Pemkab Banyuwangi mendistribusikan bantuan air bersih secara langsung ke wilayah terdampak. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Musim kemarau yang masih melanda
Indonesia termasuk Banyuwangi mulai berdampak kekeringan di sejumlah wilayah di
kabupaten ujung timur Pulau Jawa. Untuk itu, pemkab mulai mendistribusikan
bantuan air bersih secara langsung ke wilayah terdampak maupun wilayah
berpotensi kekeringan.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Guntur Priambodo
mengatakan, pemkab telah menetapkan siaga kekeringan sejak beberapa bulan
terakhir. Hal itu dikuatkan dengan surat keputusan (SK) bupati tentang siaga
kekeringan di Banyuwangi.
“Sejak Juli lalu pemkab sudah menetapkan siaga kekeringan. Kami
juga sudah memetakan sejumlah wilayah yang biasanya terkena dampak musim
kemarau," ujar Guntur, Jumat (11/10/2024).
Sebagai upaya antisipasi kekeringan, pemkab melakukan
langkah mitigasi dengan mendistribusikan air bersih. Pendistribusian dilakukan di
daerah terdampak maupun berpotensi terdampak kekeringan.
“Pendistribusiannya dilakukan oleh Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi dengan mengirim tangki-tangki air bersih
langsung ke titik-titik yang membutuhkan. Distribusi ini akan dilakukan hingga
musim kemarau berakhir,” tutur Guntur.
Guntur mengimbau masyarakat segera melapor jika mengalami
kekurangan air. “Sehingga bisa segera ditindaklanjuti oleh BPBD,” imbuhnya.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Banyuwangi Danang Hartanto
mengatakan, distribusi air bersih telah dilakukan mulai 22 Juli hingga 30
September 2024. Total air bersih yang telah disalurkan sebanyak 275 ribu
liter.
“Karena saat ini musim kemarau masih berlanjut,
pendistribusian akan dilanjutkan sampai 20 November mendatang" kata dia.
Pendistribusian telah dilakukan ke sejumlah wilayah
terdampak kekeringan maupun berpotensi kekeringan. Ada 10 kecamatan, yakni
Wongsorejo, Bangorejo, Tegaldlimo, Singojuruh, Srono, Cluring, Siliragung,
Pesanggaran, Kabat, dan Glagah.
“Kami juga melayani permintaan air bersih dari wilayah yang
mengajukan permohonan air bersih baik desa maupun kecamatan. Air yang
disalurkan hasil kerja sama dengan PUDAM Banyuwangi,” ujar Danang.
“Kami terus memonitor daerah-daerah mana yang perlu
disuplai air," imbuhnya.
Selain itu, untuk antisipasi kekeringan air di persawahan,
pemkab melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan menerapkan sistem gilir
untuk petani. Sistem gilir ini salah satunya dilakukan Koordinator Sumber Daya
Air (Korsda) Wilayah Bangorejo. Sistem gilir ini diterapkan dengan melakukan
sinkronisasi antara Himpunan Petani Pemakai Air (Hippa), PPA, dan Korsda. (humas/kab/bwi)