dr. Widji Lestariono bersama Bupati Ipuk serahkan insentif kepada nakes. (Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Insentif untuk para tenaga
kesehatan (nakes) di Banyuwangi kembali dicairkan, Jumat (30/7/2021). Kali ini
Pemkab Banyuwangi mencairkan Rp 13,8 miliar untuk tenaga kesehatan yang berasal
dari dana APBD 2021.
Insentif tersebut ditujukan bagi 906 tenaga kesehatan,
mulai dokter spesialis, dokter umum, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan
lainnya seperti ahli teknologi laboratorium medik, nutrisionis, sanitarian,
terapis gigi dan mulut (perawat gigi), apoteker, psikolog, dan lainnya.
"Insentif tenaga kesehatan ini adalah anggaran daerah
(APBD). Mohon maaf agak terlambat, karena memang prosedurnya terus menyesuaikan
aturan dari pusat. Alhamdulillah, hari ini insentif sudah bisa dicairkan,” kata
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menyerahkan insentif di Puskesmas
Singotrunan, Jumat (30/7/2021).
Bupati Ipuk mengatakan, insentif ini tentu tidak sebanding
dengan dedikasi dan pengorbanan para tenaga kesehatan dalam penanganan pandemi.
“Dedikasi dan pengorbanan Bapak/Ibu semua tidak akan bisa dinilai
dengan uang. Insentif ini adalah dukungan dari pemerintah, Insya Allah kami
terus berupaya memberikan terbaik yang pemkab mampu," tambah Ipuk.
Kepala Dinas Kesehatan dr. Widji Lestariono menjelaskan,
insentif nakes ini diberikan kepada tenaga kesehatan yang bekerja menangani
covid-19 di RSUD Blambangan, RSUD Genteng, Laboratorium kesehatan daerah
(labkesda), dan 45 puskesmas.
“Totalnya Rp 13,8 miliar,” kata Rio, panggilan
akrabnya.
Angkanya, rinci Rio, untuk dokter spesialis di RSUD
mendapat insentif sekitar Rp 15 juta per bulan, dokter umum sekitar Rp 10
juta/bulan, perawat/bidan Rp 7,5 juta/bulan. Untuk nakes di puskesmas sekitar
Rp 5 juta perbulan.
“Itu angka optimal yang didapat, insentif diberikan
menyesuaikan kasus yang mereka tangani,” kata Rio.
Sementara itu, salah seorang perawat penerima insentif,
Yudo Budi Haryono mengaku senang akhirnya bisa menerima insentif.
“Terus terang bahagia, ini bisa menjadi salah satu
penyemangat bagi kami untuk tidak menyerah menangani covid 19. Insentif
sebenarnya bukan alasan satu-satunya bagi kami untuk bekerja, sebagai nakes
kami memang terpanggil untuk terus melakukan penanganan kesehatan. Kami merasa
terharu, bahwa pengabdian diapresiasi pemerintah, salah satunya dalam bentuk
insentif ini,” kata Yudo. (Humas/kab/bwi)