(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Berbagai kekerasan yang menimpa anak membuat prihatin banyak pihak. Mulai dari kekerasan psikis, fisik hingga seksual. Khususnya di lingkungan pendidikan.
Sebagai langkah preventif, Pemkab Banyuwangi galang dukungan stakeholder untuk menangani secara bersama-sama.
Bertempat di Kantor Bupati
Banyuwangi, jajaran Forum Pimpinan Daerah menggelar rapat koordinasi dipimpin
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Minggu Malam (5/1/2025).
Penggalangan dukungan juga
diikuti Kapolresta Kombes Pol. Rama Samtama Putra, Dandim 0825 Letkol Arh Joko
Sukoyo, Kajari Banyuwangi Suhardjono.
Hadir pula Wakil ketua 1 DPRD Siti
Mafrochatin Ni’mah, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Dr. H.
Choironi Hidayat dan ulama hingga organisasi sosial kemasyarakatan.
Di antaranya MUI, Nahdlatul
Ulama, Muhammadiyah, LDII, FKUB, serta sejumlah NGO dan aktivis pemerhati anak
dan lain sebagainya.
Bupati Ipuk Fiestiandani
mengatakan rakor digelar untuk menguatkan kembali kolaborasi dalam menangani
berbagai permasalahan terkait kekerasan dan kenakalan anak dan remaja di
Banyuwangi.
Mengingat masih terjadi sejumlah
kasus tersebut yang dialami dan dilakukan oleh usia anak remaja di daerah.
“Regulasi sudah kita sudah buat,
eksekusi beberapa hal sudah kita lakukan, tetapi masih ada kasus yang terjadi,”
kata Ipuk.
“Mungkin ini karena perhatian
kita terhadap pencegahan kenakalan anak dan remaja masih dilakukan parsial,
kita masih kerja sendiri-sendiri dan kurang koordinasi, karenanya dengan
pertemuan ini kita berharap ada solusi bersama untuk menghadapi masalah
tersebut,” imbuhnya.
Untuk itu, harap Ipuk, perlu
dilakukan langkah strategis dan komprehensif untuk pencegahan dan penanganan
kenakalan dan kekerasan anak dan remaja dari seluruh stakeholder yang
hadir.
Pada kesempatan tersebut
Kapolresta Banyuwangi menyampaikan komitmen jajarannya dalam pemberantasan
miras dan narkoba. Selama ini pihaknya telah melakukan berbagai langkah tegas
terhadap kasus-kasus tersebut.
“Bagi kami tidak ada ampun untuk
miras, karena berbagai kejahatan diawali karena pengaruh miras. Seluruh jajaran
saya pastikan menindak setiap pelanggaran," tegasnya.
Pada kesempatan tersebut
Kapolresta juga menyoroti masih terjadinya kasus kekerasan di lingkungan
pendidikan dan pesantren.
Ia berharap lembaga pendidikan
berbasis asrama dan pesantren bisa memiliki SOP terkait pola kependidikan dan
kepengasuhan.
“Menyoroti masih adanya kasus
kekerasan yang menimpa santri, maka pengawasan terhadap murid di luar jam
sekolah bisa lebih ditingkatkan dengan adanya SOP pendidikan dan kepengasuhan
yang tegas dan ditaati bersama,” ujar Rama.
Sementara itu Kajari menyoroti
miras yang menjadi penyebab utama maraknya berbagai kenakalan dan kekerasan pada
anak.
Ia pun menyarankan agar
pemerintah daerah memiliki penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) untuk
menyelesaikan masalah miras agar penegakan hukum bisa dilakukan secara
simultan.
Sementara itu, Pengurus Cabang
Nahdatul Ulama Banyuwangi sepakat tentang perlunya pembinaan yang lebih
sistematis di lingkungaj pondok pesantren.
“Kami memang perlu standarisasi
untuk mewujudkan pesantren yang ramah anak. Kami siap untuk mengorkestrasinya
jika gagasan ini digerakkan,” ujar Katib PCNU Banyuwangi Kiai Sunandi Zubaidi.
Di akhir acara galang dukungan stakeholder
juga disepakati sejumlah hal untuk segera ditindaklanjuti di antaranya
menyiapkan sarana prasarana seperti panti sosial untuk rehabilitasi anak
jalanan dan lainnya.
Selain itu, akan dibentuk tim
gabungan operasi patroli miras, pembentukan satgas Pencegahan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GL).
Juga dilakukan sosialisasi intensif bahaya narkoba, pembangunan sirkuit untuk mengakomodasi balap liar, aktivasi karang taruna hingga satgas penanganan kekerasan dan kenakalan tingkat desa. (humas/kab/bwi)