Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. (Foto: instagram.com/ipuk.gallery)
KabarBanyuwangi.co.id - Wacana penutupan total Jalur
Gumitir selama dua bulan penuh mulai 24 Juli hingga 24 September 2024 untuk
keperluan proyek perbaikan jalan menuai perhatian dari Pemkab Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengatakan, penutupan
total dapat berdampak terhadap aktivitas perekonomian masyarakat. Sehingga ia
berharap kabar itu hanya sekadar wacana dan tidak diterapkan.
"Kami bukan menolak tapi kami berharap ditinjau ulang.
Karena kalau tutup total dampaknya sangat signifikan baik dari sisi ekonomi
maupun aktivitas masyarakat," kata Ipuk saat ditemui usai rapat paripurna
di DPRD Banyuwangi, Senin (30/6/2025).
Ipuk menyebut jalur Gumitir merupakan akses vital yang
menghubungkan antara Banyuwangi dan Jember. Penutupan total akan berdampak pada
ekonomi, mobilitas masyarakat, hingga sektor pendidikan.
"Contohnya di sektor pendidikan, karena banyak anak
dari Kecamatan Silo, Jember yang sekolah
di Kalibaru. Mereka akan terkena imbasnya," ungkapnya.
Jika wacana penutupan itu diterapkan, Ipuk usul adanya
sistem buka tutup dengan memprioritaskan kendaraan kecil dan roda dua.
Sementara untuk kendaraan berkapasitas besar diarahkan ke jalur alternatif,
misalnya melewati Situbondo.
"Contohnya misal kendaraan yang besar dilarang, tapi
untuk sepeda motor aktivitas warga masih diperbolehkan. Kita masih
berkomunikasi dan berkoordinasi. Semoga usulan kami bisa difasilitasi,"
harapnya.
Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi, Komang Sudira Atmaja
menambahkan penutupan jalur primer itu masih akan dibahas lagi dalam rapat
bersama sejumlah pemangku kebijakan.
"Informasi yang kami terima alasan mengapa jalur
ditutup karena alasan keselamatan, karena pengerjaan proyek ini menggunakan
alat-alat besar. Tapi Ini masih akan dibahas bersama dengan Ditlantas dan
beberapa pihak lainya," kata Komang.
Pemkab Banyuwangi berharap Jalur Gumitir masih bisa dilalui
dengan sistem buka tutup. Karena penutupan total dikhawatirkan dapat memicu
inflasi dibeberapa wilayah seperti Banyuwangi, Jember bahkan Bali.
"Karena proses biaya akomodasi menjadi lebih mahal,
karena harus menempuh rute yang lebih jauh. Itu nanti yang coba kami sampaikan
supaya dapat menjadi bahan pertimbangan," terangnya.
Salah satu yang dimungkinkan terdampak adalah pengiriman
bahan bakar minyak (BBM) dari Banyuwangi ke Jember dan sekitarnya. Jalur
alternatif melalui Bondowoso dinilai tidak memungkinkan, mengingat jembatan di
wilayah itu hanya mampu menahan beban maksimal 15 ton.
"Teman-teman Pertamina bertanya soal itu. Truknya
tidak mungkin lewat jembatan di Bondowoso karena bebannya lebih berat dari
jembatan. Karena tidak bisa lewat, kalau ngirim ke Jember kan harus lewat
probolinggo. Tapi lebih jauh rutenya dan bisa berdampak ke inflasi,"
urainya.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur -
Bali melalui PPK 1.4 di Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I
Provinsi Jawa Timur, Satiya mengatakan perbaikan jalur Gumitir bertujuan karena
alasan keselamatan.
Jalur Gumitir dikenal cukup berbahaya dengan tingkat angka
kecelakaan yang cukup tinggi. Elevasi jalan yang menikung dan menurun membuat
banyak terjadi kecelakaan terutama pada kendaraan barang.
"Oleh karenanya dilakukan perbaikan. Melalui paket
pekerjaan Preservasi Jalan dan Jembatan TA 2025, perbaikan Jalur Gumitir
meliputi penanganan longsoran dengan penguatan lereng bawah menggunakan
konstruksi bored pile yang akan dipasang sebanyak 55 titik sepanjang 115 meter,
serta perbaikan geometri jalan untuk keselamatan pengguna jalan," kata
Satiya.
Satiya menyebut, sesuai perencanaan perbaikan akan
berlangsung mulai Juli hingga Desember 2025. Selama perbaikan jalan tersebut
jalur akan ditutup total, karena lebar jalan yang tidak memungkinkan untuk
dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Namun penutupan jalur diperkirakan hanya akan berlangsung
selama 2 bulan. Mulai tanggal 24 Juli 2025 sampai dengan 24 September 2025.
"Pekerjaan ini mempunyai risiko yang sangat tinggi
bagi keselamatan pengguna jalan terutama saat pelaksanaan pemancangan juga
terhadap kebutuhan penempatan dan manuver alat bore pile machine dengan lebar
jalan tidak mencukupi apabila sebagian jalan tetap berfungsi. Bahkan pada saat
ini cuaca di Kabupaten Jember khususnya Jalur Gumitir sering terjadi hujan yang
berisiko mudah longsor," jelasnya. (fat)