(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Kabupaten Banyuwangi selama ini
telah dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional yang selalu surplus
300.000 ton beras setiap tahunnya. Sebagai semangat mempertahankan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), Banyuwangi menggelar Festival Padi di
Desa Banjar, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Senin (20/9/2021).
Festival ini digelar di atas lahan pertanian seluas 3
hektar, tepatnya di Dusun Rembang, Desa Banjar yang berada di lereng Gunung
ijen. Festival Padi digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat
dan menggunakan aplikasi PeduliLindungi, sesuai yang diatur dalam Instruksi
Menteri Dalam Negeri.
”Banyuwangi sudah dikenal sebagai salah satu lumbung padi.
Festival Padi ini menanamkan semangat kepada kami, baik pemerintah daerah
maupun pemerintah desa untuk mempertahankan LP2B,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk
Fiestiandani.
Dalam kesempatan itu, Ipuk mengapresiasi Desa Banjar yang
telah memiliki peraturan desa yang mengatur pemanfaatan lahan efektif di areal
pertanian maupun perkebunan. Berdasarkan perdes setempat, kawasan pertanian di
desa yang bisa digunakan untuk lahan efektif (bangunan tertutup) hanya 1 persen
dari lahan yang ada, sementara di kawasan perkebunan, maksimal 5 persen dari
lahan yang ada.
“Saya mengapresiasi Desa Banjar, semoga kawasan ini tetap terjaga. Saya titip ya Pak Kades,” kata Ipuk kepada Kades Banjar Sunandi yang juga hadir.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Lahan pertanian di area itu pun disulap menjadi arena
festival yang menarik. Di lahan itu, ditunjukkan rangkaian proses dan menanam
padi secara tradisional maupun modern. Masyarakat diperlihatkan bagaimana
petani membajak sawahnya secara manual menggunakan kerbau, maupun secara modern
menggunakan mesin traktor. Termasuk cara memanen padi.
"Festival padi adalah cara kita memberikan dukungan di
sektor pertanian. Sektor pertanian adalah penyumbang perekonomian Banyuwangi
terbesar saat ini, dengan kontribusinya sekitar 30 persen,” kata Ipuk.
Menariknya, di sekeliling pematang sawah juga ditanami
bunga yang tergolong refugia yang berfungsi mengalihkan perhatian hama dan
serangga. Walhasil, hamparan sawah di kawasan itu terlihat berwarna warni,
campuran warna hijau padi dan aneka bunga.
Di kawasan tersebut, juga dilengkapi jogging track. Selama
ini Desa Banjar dikenal sebagai lokasi penggemar sepeda dan kerap menjadi spot
foto.
“Dengan dipermak sedikit dan ditambahi jogging track, bisa
lebih banyak dikunjungi masyarakat yang ujungnya bermanfaat ekonomi bagi warga
setempat,” ujar Ipuk.
Tak hanya menyajikan beragam proses dan budaya menaman padi. Festival ini juga menghadirkan ritual adat masyarakat agraris di Banyuwangi. Mulai tari Dewi Sri, tradisi kebo-keboan, hingga tari Gandrung Galengan (pematang sawah).
(Foto: Humas/kab/bwi)
Aksi para penari gandrung yang menari di sepanjang pematang
sawah berhasil memukau para pengunjung yang hadir. Berlatar hamparan sawah
terasering yang hijau, ratusan penari Gandrung dalam balutan busana merah
menyala menampilkan keindahan gerak tari.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi
Arief Setyawan menambahkan, festival ini memberikan edukasi kepada masyarakat,
khususnya milenial, bagaimana cara budidaya padi secara benar.
“Ini bentuk konsistensi kami menyiapkan lahan padi di
Banyuwangi. Kami juga ingin mempertahankan prestasi Banyuwangi sebagai salah
satu lumbung padi nasional,” kata Arief.
Ditambahkannya, kawasan yang cantik ini akan dikelola lebih
lanjut oleh warga desa setempat. Dinas Pertanian dan Pangan akan terus
melakukan pendampingan, khususnya terkait pertanian organik.
“Kami harapkan kawasan ini bisa menjadi embrio destinasi wisata baru di Banyuwangi. Kita ingin menjadikan Desa Banjar sebagai destinasi wisata pertanian organik,” tambah Arief.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Arief menyebut, luasan tanam padi di Banyuwangi hingga 30
Agustus 2021 telah terealisasi 118.419 hektar dari target awal seluas 114.332
hektar.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan, pada 2020,
Banyuwangi menghasilkan 794.114 ton gabah kering giling (GKG) atau setara
498.307 ton beras. Adapun tingkat konsumsi beras sebesar 165.410 ton. Sehingga
pada 2020 terdapat surplus 332.895 ton beras.
Memasuki masa Januari-Maret 2021, data Dinas Pertanian dan
Pangan menyebutkan, produksi GKG Banyuwangi sebesar 158.892 ton atau setara
99.705 ton beras. Adapun tingkat konsumsi Januari-Maret 2021 sebesar 41.415
ton, sehingga terdapat surplus 58.290 ton beras. (Humas/kab/bwi)