Ratusan Emak-emak Serbu DPRD Banyuwangi Pasca Isu Soal Program Pelunasan UtangDPRD Banyuwangi

Ratusan Emak-emak Serbu DPRD Banyuwangi Pasca Isu Soal Program Pelunasan Utang

Ratusan emak-emak berkerumun di gedung DPRD Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Ketua Komisi II DPRD Banyuwangi, Emy Wahyuni Dwi Lestari membantah adanya program bantuan pelunasan utang masyarakat.

Hal itu disampaikan seiring kedatangan ratusan emak-emak ke gedung dewan pasca mereka mendapat informasi soal program pelunasan utang yang tersebar di media sosial dan pesan berantai WhatsApp.

Emy menegaskan, pemerintah daerah maupun DPRD tidak memiliki kewenangan maupun dasar hukum untuk membayar ataupun melunasi utang masyarakat di perbankan, koperasi maupun lembaga pembiayaan lainnya.

Baca Juga :

"Tidak ada regulasi yang mengatur APBD untuk membayar utang masyarakat," tegas Emy, Kamis (24/04/2025).

Emy berujar, sesuai dengan tugas dan fungsi dewan, pihaknya bersama dinas terkait mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap operasional koperasi dan lembaga keuangan yang melakukan aktifitas di daerah.

"Terkait utang masyarakat, biasanya pemerintah atau lembaga keuangan itu menawarkan program keringanan bukan pelunasan," jelas politisi Partai Demokrat tersebut.

Komisi II bersama dinas terkait berencana merancang peraturan daerah tentang larangan praktik rentenir dan akan melakukan penertiban terhadap lembaga pemberi pinjaman ilegal yang tidak berada di bawah pengawasan resmi.

"Kami mengimbau masyarakat untuk lebih bijak saat menerima informasi yang beredar di media sosial dengan memastikan kebenaran informasi tersebut," imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan, Luluk Khomsiah menambahkan, sebagian besar emak-emak yang datang ke DPRD ini terjerat utang di lembaga keuangan, bukan di koperasi yang dinaunginya.

"Semua yang disampaikan itu adalah finance, bukan koperasi. Jadi ini bukan kewenangan kami," ujar Luluk.

Menurut Luluk, dari 1.003 koperasi yang terdaftar di Banyuwangi, hanya 637 yang masih aktif menjalankan operasionalnya. (fat)