(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Kemacetan yang terjadi di Jalan Situbondo-Banyuwangi akibat antrean truk di Pelabuhan Ketapang, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menggelar dan memimpin rapat koordinasi bersama seluruh stakeholder penyeberangan, di kantor ASDP Pelabuhan Ketapangng, Sabtu (26/7/2025).
Seluruh pimpinan stakeholder yang berwenang hadir dalam rapat tersebut untuk mendapatkan solusi lanjut mengatasi kemacetan dari hulu ke hilir.
Mulai dari ASDP Indonesia Ferry
Ketapang, KSOP, Korsatpel BPTD II Jatim, Dinas Perhubungan Pemprov Jatim,
Indonesian National Ferry Owner Association/Asosiasi Pemilik Kapal Ferry
Nasional Indonesia (INFA), Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau
dan Penyeberangan (Gadasgap).
Hadir juga jajaran Forkopimda,
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol. Rama Samtama Putra, Dandim 0825 Banyuwangi,
Letkol Arh Joko Sukoyo, Danlanal Banyuwangi, Letkol Laut (P) M. Puji Santoso,
Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahya Negara, dan Kepala Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) terkait.
"Jalur penyeberangan ini
sebetulnya bukan kewenangan kami dari pemkab. Namun karena masalah ini berada
di wilayah kami, dan dampaknya kepada daerah dan masyarakat Banyuwangi, jadi
kami perlu koordinasi dan mencari solusi bersama," kata Ipuk.
"Belum lagi banyak keluhan
dan komplain dari masyarakat serta para sopir yang tertuju pada kami akibat
ini. Jadi kita berkumpul di sini, bukan untuk saling menyalahkan, tapi untuk
mencari solusi. Pemkab dan Forkopimda sangat siap untuk membantu. Apa yang bisa
kami bantu untuk mengurai kemacetan ini," jelas Ipuk.
Ipuk menjelaskan sebelumnya telah
beberapa kali menggelar rakor bersama Forkopimda. Ipuk juga telah meminta dan
berkirim surat kepada Kementerian Perhubungan untuk mengirim bantuan kapal
dengan kapasitas besar.
"Selain Menhub, kami juga
telah menghubungi Komisi V DPR RI, Wamenhub, agar bisa dibantu menyelesaikan masalah
ini. Semoga masalah ini bisa segera terselesaikan," kata Ipuk.
Satu unit kapal bantuan yakni KMP
Gading Nusantara, milik PT Jembatan Nusantara, anak perusahaan ASDP, yang
kapasitas besar didatangkan ke Pelabuhan Ketapang.
Ipuk sendiri telah berbincang
dengan kapten KMP Gading Nusantara, yang sedang dalam perjalanan menuju
Banyuwangi dan dijadwalkan tiba malam ini.
"Dua kapal bantuan lainnya
juga akan segera datang untuk dioperasikan di Ketapang. Kami berterima kasih
atas semua pihak yang telah bekerja keras dan bersama-sama mengatasi masalah
ini," tambah Ipuk.
General Manager ASDP Indonesia
Ferry Cabang Ketapang, Yannes Kurniawan, menjelaskan permasalahan ini berawal
karena terbatasnya jumlah kapal yang diperuntukkan untuk mengangkut truk dengan
tonase besar di atas 35 ton, setelah adanya evaluasi dan rekomendasi usai
tenggelamnya KMP Tunu Pratam Jaya.
"Awalnya hanya dua kapal di
LCM. Berangsur bertambah jumlahnya sesuai rekomendasi KSOP. Saat ini ada 7
kapal di LCM yang idealnya 9 kapal," kata Yansen.
Dalam rapat tersebut dihasilkan
beberapa rekomendasi. Di antaranya, selain penambahan bantuan kapal, Pelabuhan
Jangkar Situbondo yang selama ini melayani Pelabuhan Lembar Lombok NTB, diminta
juga untuk melayani ke Pelabuhan Gilimanuk untuk mengurai kendaraan sejak di
Situbondo.
Selain itu, kepada para operator
kendaraan logistik atau pemilik truk untuk sementara menggunakan truk bertonase
di bawah 35 ton. "Kami sarankan untuk sementara agar lancar, pihak
logistik menggunakan truk di bawah 35 ton," kata Ketua INFA, Rio Polii.
Ketua Gapasdap Banyuwangi, Mastiga
Sofyan, mengusulkan agar truk sumbu tiga namun tonase di bawah 35 ton untuk
bisa dilewatkan di Dermaga MB 1 hingga 4. "Banyak truk meski jenis sumbu
tiga, namun muatannya di bawah 35 ton. Jadi bisa memaksimalkan dermaga MB 1
hingga 4," kata Sofyan.
Sementara Kepala KSOP Tanjung
Wangi, Purgana, meminta kepada pemilik kapal segera kembali mengoperasikan
kapal yang telah dilakukan perawatan
"Kami minta agar kapal yang telah dilakukan perawatan untuk segera beropersi lagi. Untuk saat ini jangan berpikiran ke profit, namun lebih pada kelancaran," pinta Purgana. (humas/kab/bwi)