
BEC 2024 dengan tema “Ndaru Deso” Revival of Village. (Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Banyuwangi Ethno Carnival (BEC),
sebuah parade busana kolosal etnik kontemporer kembali hadir pada akhir pekan
ini, Sabtu 13 Juli 2024. BEC yang masuk dalam agenda event nasional Karisma
Event Nasional ini merupakan salah satu event yang selalu ramai dikunjungi
ribuan orang setiap tahunnya.
Ratusan talent akan menyajikan keunikan desa-desa di
Banyuwangi yang ditampilkan dalam sebuah rancangan kostum etnik nan moderen,
sebuah ciri khas BEC.
Yang membedakan BEC dengan karnaval lainnya adalah BEC
memiliki kekuatan untuk mengangkat tema yang berasal dari dalam Banyuwangi
sendiri. Ini mengingat kayanya seni tradisi dan budaya yang melingkupi
Banyuwangi, sehingga sangat layak untuk dieksplor.
Tahun ini, BEC mengangkat tema “Ndaru Deso” Revival of
Village, menggambarkan kebangkitan desa-desa di Banyuwangi dengan segala
potensinya untuk memajukan daerah. Busana yang ditampilkan para talent
memvisualkan kekuatan serta kekhasan masing-masing desa dalam sebuah busana
yang tematik.
“Kita memiliki 189 desa, dan desa-desa inilah yang menjadi
ujung tombak Banyuwangi. Setiap desa memiliki keunggulan dan keunikan
masing-masing yang saling melengkapi untuk kemajuan Banyuwangi. Karena itu pada
BEC kali ini kami mengangkat tema 'Ndaru Deso' Revival of Village,
menggambarkan bagaimana semangatnya desa-desa untuk memajukan Banyuwangi, Bumi
Blambangan tercinta,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa
(9/7/2024).
Dalam parade tersebut akan ditampilkan busana-busana yang
sangat tematik. Seperti Desa Tamansari Kecamatan Licin yang memvisualisasikan
destinasi wisata alam ungulannya Sendang Seruni, Desa Aliyan yang
memvisualisasikan budaya khas lokalnya Kebo-Keboan dan Desa Kedungrejo
Kecamatan Muncar yang memvisualisasikan potensi maritim yang menjadi sumber
mata pencaharian bagi warga setempat.
“BEC adalah bagian dari cara Banyuwangi menjaga warisan
tersebut, namun kita kemas dengan cara kekinian. Selain itu, BEC tidak sekadar
tontonan dan hiburan semata. Tapi, ini menjadi panggung bagi talenta-talenta
Banyuwangi untuk merawat budaya yang kita miliki dan memperkenalkannya kepada
dunia,” jelas Ipuk.
“Kami juga melibatkan talent-talent yang ada di desa. Ini
adalah bagian bagaimana kami melibatkan desa dalam setiap event yang kami
gelar, pemberdayaan warga desa” kata Ipuk.
BEC 2024 merupakan rangkaian kegiatan yang berlangsung
selama lima hari, 10-14 Juli 2024. Pada 10 Juli, akan diawali dengan Creative
Expo yang diikuti oleh puluhan UMKM, di Lorong Bambu area Taman Blambangan.
Selanjutnya pada 10–12 Juli akan digelar Srawung Seni di
Gesibu Blambangan. Sesuai dengan artinya yang srawung berarti berhubungan baik,
event ini menampilkan sejumlah kabupaten/kota sahabat yang akan hadir dan turut
menampilkan seni dan tradisinya di Banyuwangi sebagai bentuk dukungan kepada
event BEC.
Puncak karnaval BEC akan digelar 13 Juli. Ratusan talent
yang merupakan perwakilan dari desa akan memvisualisasikan keunggulan desa
dalam sebuah rancangan busana yang sangat menarik. Mereka ada yang menampilkan
busana sebagai representasi keindahan alam Banyuwangi, warisan budaya,
destinasi atau atraksi wisata, ekonomi kreatif, kuliner, hingga inovasi
teknologi.
“Karnaval BEC akan berlangsung di sekitar area Taman
Blambangan. Rute BEC tahun ini sepanjang 2,5 kilometer, dengan start dari Jalan
Wahidin Sudiro Husodo menuju Kawasan Simpang Lima dan finish di depan Kantor
Bupati Banyuwangi,” kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Taufik”,
Rangkaian BEC 2024 akan ditutup dengan BEC Awards yang
digelar pada Minggu, 14 Juli 2024. (humas/kab/bwi)