Jamur tiram milik mahasiswa milenial asal Kecamatan Purwoharjo. (Foto: Rivani)
Kabarbanyuwangi.co.id - Pandemi Covid-19 tak berpengaruh banyak terhadap budidaya jamur tiram. Buktinya, petani jamur tiram dari Kecamatan Purwoharjo mengalami peningkatan order.
Hal ini dialami mahasiswa milenial pembudidaya jamur tiram beserta olahan jamur yang dinamainya Jamur Jambret, asal Desa Glagah Agung, Kecamatan Purwoharjo, Rendy Firmansyah.
Rendy Firmansyah (21) adalah mahasiswa Semester 6 Program
Studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy Genteng
Banyuwangi. Usaha budidaya jamur tiram didirikan Rendy atas inisiatif sendiri.
Dengan niatan meraup keuntungan, dilain sisi dirinya
melihat peluang usaha budidaya jamur tiram yang ternyata sangat menjanjikan di
Pasar Sentral Kabupaten Banyuwangi maupun pasar di luar daerah Banyuwangi.
Keterangan Gambar : Olahan kripik jamur tiram. (Foto: Rivani)
Rendy mengatakan disaat bisnis lain mengalami kolaps bahkan
cenderung gulung tikar akibat resesi ekonomi, bisnis jamur tiram yang dia
geluti justru banjir pesanan.
Menurutnya, harga jual jamur tiram cenderung stabil, saat
ini sekitar Rp 12 ribu per kilogram. Tiap hari, ia bisa menjual minimal 15 kg
jamur tiram per hari.
Selain itu, Rendy juga jualan olahan aneka jamur tiram
seperti sate jamur, geprek jamur, dan kripik jamur.
"Situasi saat ini, saya justru bersyukur karena dampak pandemi Covid-19 tidak ada pengaruhnya pada usaha saya. Justru permintaan jamur tiram meningkat," katanya. Senin, (01/02/2021).
Selain menjual jamur tiram yang belum diolah, dirinya juga
mengaku menjual jamur tiram dengan cara dijadikan beberapa macam olahan, seperti
sate jamur, kripik jamur, dan geprek jamur .
Keterangan Gambar : Sate
Jamur Tiram dengan rasa khasnya. (Foto: Rivani)
"Untuk pemenuhan kebutuhan pasar, kami masih
bergantung pada permintaan pasar. Masih belum merambah ke pasar modern seperti
supermarket. Ini akan menjadi target kami kedepannya," tambahnya.
Perlu diketahui, dalam mengelola usahanya, Rendy tak lupa
menyedekahkan 5 persen dari hasil penjualannya kepada anak yatim piatu dan kaum
duafa di daerah Kecamatan Purwoharjo.
"Saya akan terus berupaya membantu menyediakan
kebutuhan pangan bagi masyarakat terdampak covid, terutama anak yatim dan kaum
duafa, serta kebutuhan pangan berkelanjutan di tengah menjangkitnya wabah
Covid-19 di Banyuwangi ini,” pungkasnya. (van)