Dr. Rahadjeng Pulungsari, S.S., M.Hum. (layar proyektor) saat memaparkan materi Pelatihan Pengembangan Pasar Terpadu di Desa Olehsari. (Foto: Firman)
KabarBanyuwangi.co.id - Setelah menggelar Pelatihan
Pengolahan Sampah, Tim Pengabdi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB)
Universitas Indonesia (UI) juga memaparkan Pelatihan Pengembangan Pasar
Tradisional Terpadu di Kantor Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi,
Minggu (25/9/2022) malam.
Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (Pengmas)
dalam Skema Desa dari UI tersebut, disambut antusias dengan dihadiri puluhan
warga yang terdiri dari para pedagang, Ibu-Ibu Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK), Pemuda Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat.
Dr. Rahadjeng Pulungsari, S.S., M.Hum., selaku Ketua Tim
Pengabdi dalam sesi pelatihan ini mengatakan, Desa Olehsari merupakan salah
satu desa yang sangat berpotensi untuk maju.
Menurutnya, jajaran perangkat Pemerintah Desa (Pemdes) dan para warga Desa Olehsari terlihat selalu antusias untuk berkembang. "Mereka sangat menyambut baik kami, kerja sama inilah yang membuat kami tertarik kembali ke Desa Olehsari," ungkap Dosen Bahasa Cina yang akrab disapa Ira ini kepada KabarBanyuwangi.co.id.
Kegiatan berlangsung hangat dengan bertukar
pendapat dalam sesi pelatihan. (Foto: Firman)
Meski hanya tampil secara daring, paparan Ira tentang
Pengembangan Pasar Tradisional Terpadu tersebut disimak secara serius dan
interaktif oleh warga. Tak jarang, para pedagang hingga tokoh masyarakat saling
bertukar pendapat dalam sesi tanya jawab.
"Di era globalisasi saat ini, tentu saja segala faktor
yang masih membawa kearifan lokal harus tetap dijaga, seperti halnya Pasar
Tradisional ini," jelas Ira.
"Kami di sini ingin memberi wawasan, agar Sumber Daya
Manusia (SDM) di Desa Olehsari dapat secara tepat memahami bagaimana pentingnya
pengelolaan pasar," imbuhnya.
Dari hasil penelitian yang dianggotai oleh Fajar Muhammad Nugraha, M.Si.; Albert P. J. Roring, S.S., M.Hum.; dan Rianti Demerista Manullang, M.A., Ira mengungkapkan, para pedagang di Desa Olehsari memang masih berjualan secara tepisah-pisah, baik itu di berbagai titik area, maupun di depan rumah.
Fajar Muhammad Nugraha, M.Si. dan Albert P. J.
Roring, S.S., M.Hum. yang hadir secara langsung serahkan bingkisan kepada tokoh
masyarakat. (Foto: Firman)
Maka dari itu, dirinya menyebut adanya Pasar Tradisional
Terpadu akan membuat ekonomi para warga akan bergerak lebih baik lagi.
"Jika Desa Olehsari sudah memiliki Pasar Tradisional Terpadu, saya yakin
akan menambah nilai lebih untuk desa. Apalagi jika dikelola dengan pelayanan
yang prima," kata Ira.
Melihat antusiasme warga Desa Olehsari, Ira juga mengaku
senang terhadap reaksi dan tanggapan warga, baik itu dari pertanyaannya maupun
ceritanya yang disampaikan dengan penuh semangat.
"Semoga semangat yang ada pada Tim Pengabdi FIB UI ini dapat diterima dengan semangat yang sama oleh warga. Kami juga berterima kasih kepada para warga dan Pemdes yang selalu sedia untuk terus belajar dan sharing bersama kami," tegas Ira menanggapi warga Desa Olehsari
Usai kegitan, jajaran perangkat Pemdes dan
warga Desa Olehsari berswafoto dengan Tim Pengabdi FIB UI. (Foto: Firman)
Sementara itu, Kepala Desa Olehsari, Joko Muchlis tak
henti-hentinya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh Tim Pengabdi FIB
UI yang sudah kesekian kalinya hadir untuk memberi manfaat bagi desanya.
Baginya, beragam pelatihan ini merupakan hal yang wajib di
realisasikan demi keberlangsungan desa.
"Dengan adanya pelatihan-pelatihan selama ini,
harapannya SDM kami sudah siap, kuat dan mantap untuk menata potensi desa yang
lebih baik," cetus Joko.
"Sebagai wujud serius kami, beberapa minggu ke depan
akan kami rapatkan dalam rangka mewujudkan Pasar Tradisional Terpadu. Tentu
proses tindak lanjut ini nantinya akan kami laporkan juga kepada Bu Ira dan Tim
FIB UI," pungkasnya. (man)