(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Kabupaten Banyuwangi kembali
menggelar Festival Arsitektur Nusantara (FAN). Beragam agenda digelar di event
yang memasuki tahun ke-3 pelaksanaan ini, termasuk pameran desain-desain
bangunan publik yang ada dan akan dibangun di Banyuwangi. Direktur Aga Khan
Award, penyelenggara penghargaan arsitektur prestisius di dunia, juga akan
hadir dalam festival tersebut.
Festival Arsitektur Nusantara berlangsung selama tiga hari,
22-24 Juni 2023 dan digelar di tiga lokasi yang menjadi ikon bangunan publik di
Banyuwangi. Yakni Pendopo Sabha Swagata, Gedung Juang ’45, dan Bandara
Banyuwangi.
Menandai dibukanya festival, digelar pameran arsitektur di
Gedung Juang dan Pendopo (22 Juni – 6 Juli 2023). Gedung Juang sendiri
merupakan salah satu bangunan heritage di Banyuwangi yang didirikan VOC pada
1887.
“Bangunan itu telah direvitalisasi pada 2016 dengan
melibatkan salah satu arsitek kebanggaan Indonesia, Adi Purnomo, yang kini
difungsikan pemkab untuk gedung pertunjukan seni atau teater. Adi Purnomo juga mendesain
dan merevitalisasi Pendopo. Termasuk bangunan di sayap kiri dan kanan pendopo
yang sangat ikonik,” kata Sekda Banyuwangi, Mujiono saat membuka pameran
arsitektur di Gedung Juang, Kamis (22/6/2023).
Di Gedung Juang dipamerkan desain Bandara Banyuwangi yang
diarsiteki Andra Matin. Di sana pengunjung bisa mengetahui sejarah hingga
proyeksi pengembangan Bandara Banyuwangi di masa depan. Di sini, juga
dipamerkan desain sejumlah bangunan bandara perintis di Indonesia karya Andra
Matin lainnya.
Sementara di Pendopo Sabha Swagata, dipamerkan ratusan
desain bangunan publik yang akan dibangun Banyuwangi yang melibatkan sejumlah
arsitek nasional. Ada desain Museum Air karya arsitek Adi Purnomo, museum
kereta api (KA) karya Denny Gondo, serta gedung Inggrisan yang akan
direvitalisasi oleh Yori Antar, Sang Pendekar Arsitek Nusantara.
Selain itu, puluhan karya dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Timur juga bakal meramaikan pameran.
(Foto: humas/kab/bwi)
Mujiono menambahkan bahwa Banyuwangi berkomitmen melibatkan
arsitek dalam membangun bangunan publik pemerintah. Menurutnya, keberadaan
arsitek yang terlibat dalam proses perencanaan dan desain dapat memberikan
dampak yang signifikan baik dari segi estetik maupun fungsional.
“Dengan melibatkan arsitek, bangunan itu akan memiliki
pemahaman yang mendalam tentang estetika, memiliki fungsionalitas yang optimal.
Melibatkan arsitek juga dapat mendorong penggunaan teknologi hijau dan
pendekatan berkelanjutan dalam pembangunan. Misalnya, Bandara Banyuwangi yang
kaya penggunaan material ramah lingkungan, dan desain bangunan yang hemat
energi,” kata Mujiono.
“Dan kekhasan
Banyuwangi adalah selalu mengedepankan identitas arsitektur lokal dan
nusantara. Ini adalah cara kami menghormati dan melestarikan warisan budaya
daerah. Untuk itu kami butuh arsitek yang dapat menggabungkan elemen
tradisional dengan desain modern,” imbuhnya.
Festival Arsitektur tahun ini sangat spesial karena
dirangkai dengan perayaan kemenangan Bandara Banyuwangi dalam ajang Aga Khan
Award for Architecture 2022. Direktur Aga Khan Award dari Jenewa, Swiss hadir
untuk memberikan apresiasi kepada semua pihak yang turut andil dalam
pembangunan Bandara Banyuwangi pada 24 Juni. Mulai tim perancang dan pihak yang
terlibat selain bangunan dan masyarakat sekitarnya.
Festival Arsitektur Nusantara juga diisi diskusi dan lokakarya, hingga seminar internasional oleh arsitek nasional. Mereka akan menggelar Diskusi Panel (23 Juni) dengan dihadiri Direktur Aga Khan Award, Andra Matin, Yori Antar, Hossein Rezai di Pendopo, diskusi dan lokakarya tentang tantangan perancangan bandara perintis di Pendopo (23 Juni). Konferensi internasional arsitektur (24 Juni) di Gedung Juang ’45. (humas/kab/bwi)