Diklat Pengelolaan Website Jurnalistik dan Jurnalistik Sastra (Bagian 1)Diklat Website

Diklat Pengelolaan Website Jurnalistik dan Jurnalistik Sastra (Bagian 1)

Peserta Diklat berfoto bersama Panitia. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id, Tuban - Di SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban diadakan Diklat Database Website dan Jurnalistik serta Jurnalistik Sastra untuk AUM dan OSIS Sekolah Menengah. Diklat diselenggarakan oleh MPI Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tuban.

"Diklat ini sebenarnya sudah akan dilaksanakan setahun yang lalu, namun karena ada kendala, maka pelaksanaannya diundur," kata Sholihul Abidin ketua panitia penyelenggara.

Diklat ini diikuti sedikitnya 60 peserta terdiri dari pengurus Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), pengurus OSIS, dan Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Kabupaten.

Baca Juga :

Sementara itu para peserta terlihat sangat antusias. Setelah acara seremonial diteduhi dengan baca Quran oleh Ferrel Fairuz Mumtaz dari Perguruan Muhammadiyah Bolang, kemudian acara yang digeber sehari itu dibuka resmi pukul 09.00 WIB oleh Wakil Ketua PDM Tuban Drs. Mambaul Musofa, M.Pd. 

Hal yang menarik atensi panitia adalah puluhan pertanyaan bermunculan dengan mengalir serius, baik karena terhipnotis oleh narasumber Website Database, Adik Oki Pradana, S.Kom, maupun oleh narasumber Jurnalistik dan Sastra jurnalistik Suyanto, M.Si dari Banyuwangi.

Narasumber Yanto Garuda memberiksan doorprize kaos terbaru Kompas kepada Zaensl (pemerhati sastra dan guru sastra di SMPN3 Tuban). (Foto: Istimewa)

Suyanto yang juga mantan sekretaris MPI-LSBO PDM Banyuwangi dan mantan anggota LSBO PWM Jawa Timur (2015-2020) itu tampak dihujani beragam pertanyaan dari unsur guru dan AUM serta pengurus OSIS Sekolah Menengah Muhammadiyah.

Sebagai penulis dan pengarang yang telah merambah ke koran nasional seperti Kompas, Jawa Pos, Solo Pos, Bali Post, Surabaya Post, Radar Cirebon, dan Sripo (Sriwijaya Pos) Kompas Grup di Palembang dengan amat santai menjawab hujan pertanyaan tersebut.

Bahkan ia justru memberikan trik atau strategi bagaimana agar tulisan bisa dimuat di media massa baik cetak maupun online. Lebih dari ilu, cerpenis dan penyair yang berpsedoname Yanto Garuda itu telah menelorkan 30 buku sastra seni dan budaya (teori dan karya).

Ia menegaskan bahwa tulisan ilmiah populer (opini, esai, artikel, kolom) dan fiksi (sastra) silakan dikirim ke media massa intern Muhammadiyah seperti Suara Muhammadiyah (SM) di Yogyakarta, MATAN di Surabaya dan lain-kain. Setelah lancar, baru "nggayuh" media massa nasional.

Para penyuka karya sastra etnis (daerah) bisa juga mengirim guritan (puisi Jawa) dan cerkak (cerpen) ke majalah berbahasa Jawa di Surabaya, yaitu Jayabaya dan Panjebar Semangat.

Yanto Garuda juga memberikan trik atau kiat-kiatnya. Sontak peserta tampak ramai dan berbinar-binar. Apalagi ketika narasumber Suyanto melepas berpuluh-puluh doorprize menarik kepada peserta.

Narasumber Suyanto Garuda menyerahkan tanda mata tali asih kepada Ketua Panitia Diklat Sholihul Abidin,S.Pd. (Foto: Istimewa)

Namun demikian para peminat sastra di kalangan kaum remaja harus bisa mengarang yang berkualitas dan berbobot. Mereka bahkan ada yang sudah menelorkan novel remaja, tetapi masih bingung mencari penerbit inti yang siap menerbitkan bukunya.

Di kalangan guru tak bisa diremehkan, ada tiga orang pembaca puisi yang lantang dan memukau peserta. Mereka adalah Zaenal, Abdul Salam, dan Rohman yang tampil tanpa disuruh panitia. Tampaknya mental mereka telah terjaga, teruji, dan tertata.

Mereka sangat salut dan menghargai acara bergengsi yang telah dihelat panitia. Dengan demikian, nyata adanya bahwa para siswa SMP, MTs, SMA, SMK, dan MA serta seluruh peserta telah benar-benar mengindahkan pesan Umar Bin Khathab r.a. "Ajarkanlah sastra kepada anak-anak kalian, karena sastra akan mengubah jiwa pengecut menjadi pemberani".

Dan tentang dunia tulis-menulis atau mengarang, ikutilah pesan penting Imam Al Ghazaly r.a. "Jika Anda bukan berasal dari keturunan bangsawan atau orang-orang yang berpengaruh, maka jadilah penulis/pengarang". (*)