(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Selain isu optimalisasi Satu Data, Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for International Development/USAID) juga mendukung Pemkab Banyuwangi dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Berbagai hal yang menjadi kendala hingga strategi untuk mendongkrak hal tersebut dibahas dalam lokakarya yang digelar Selasa (27/9/2022).
Lokakarya bertajuk ‘’Advokasi
Multistakeholder Penanganan Anak Putus Sekolah” ini adalah rangkaian
pendampingan dukungan teknis USAID kepada Pemkab Banyuwangi, khususnya dalam
program Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Efisien, dan Kuat alias (ERAT).
“Di sini kita akan
cermati bersama, kenapa angka anak putus sekolah di Banyuwangi masih cukup
tinggi. Ini harus kita klir-kan. Apakah data ini memang riil, ataukah hanya
karena pendataan yang kurang akurat? Kemudian bagaimana solusinya,” kata Dina
Limanto, Koordinator Provinsi USAID ERAT.
Menurut Dina, banyak faktor yang
menyebabkan rata-rata lama sekolah masih rendah. Salah satunya, masalah
pendataan yang kurang akurat atau data yang tidak update. Misalnya, anak pindah
sekolah tapi tidak terdata. Atau anak sudah lulus kuliah tapi di Kartu Keluarga
masih ditulis SMA karena lama tidak diurus.
“Ini harus kita tertibkan. Maka
diperlukan sinergi multisektoral sehingga data yang kita punya valid, karena
ini menjadi acuan kita untuk meningkatkan IPM dan rata-rata lama sekolah,” kata
Dina.
Acara ini diikuti 75 peserta dari
berbagai stakeholder. Mulai camat, OPD, organisasi masyarakat, hingga asosiasi
penggerak pendidikan.
Selama sehari penuh, para peserta
mendapatkan berbagai materi terkait teknik advokasi dan promosi mengajak anak
putus sekolah kembali ke sekolah. Selain itu juga strategi menangani anak putus
sekolah, serta peran masing-masing stakeholder untuk penanganan anak putus
sekolah.
“Lewat kegiatan ini diharapkan
peserta bisa saling bersinergi dalam pencegahan dan penanganan anak putus
sekolah di wilayahnya. Dengan demikiam upaya peningkatan IPM dan rata-rata lama
sekolah di Banyuwangi bisa berhasil,” kata Dina.
Selain Satu Data dan peningkatan
IPM, USAID ERAT juga akan memberikan dukungan teknis terhadap program
Banyuwangi yang lain, yakni penurunan angka stunting.
Terpisah, Bupati Banyuwangi Ipuk
Fiestiandani menyambut baik program tersebut. "Terima kasih pemerintah
pusat yang terus mendukung pengembangan Banyuwangi. Kami berharap dengan
dukungan USAID ERAT ini efektifitas tata kelola dan layanan publik di
Banyuwangi semakin meningkat. Termasuk meningkatnya IPM dan rata-rata lama
sekolah," ujar Ipuk.
Banyuwangi sendiri, memiliki berbagai program untuk meningkatkan IPM dan
rata-rata lama sekolah. Di antaranya, program Aksara (Akselerasi Sekolah
Masyarakat) untuk memfasilitasi warga berusia dewasa mengikuti pendidikan
kesetaraan, terutama kesetaraan SMP (paket B) dan SMA (paket C).
Banyuwangi juga punya program Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh), uang saku pelajar, hingga bantuan uang transport. “Kami juga menyediakan beasiswa bagi anak berprestasi dari keluarga kurang mampu, disabilitas, serta penghafal alquran,” pungkasnya. (humas/kab/bwi)