Antusiasme anggota Ikawangi saat ikut peluncuran Gowes Ikawangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Era pandemi sekarang ini, tidak mudah menggelar acara dengan mengumpulkan orang banyak. Apapun dalihnya, pasti harus melalui prosedur yang ketat sebelumnya. Bahkan tidaka jarang, rencana itu bisa tidak diijinkan sama sekali, dengan alasan masa pendemi.
Namun, Ikatan Keluarga Besar Banyuwangi (Ikawangi) Tangerang Raya, mempunyai cara tersendiri untuk tetap membangun sailaturahim dengan anggotanya. Sabtu kemarin (20/3/2021) telah diluncurkan Gowes Ikawangi. Lewat wadah baru ini, diharapkan warga Ikawangi tetap bertemu untuk silaturahim sambil berolahraga.
“Awalnya ada yang tidak setuju dengan wadah Gowes Ikawangi,
namun setelah melihat langsung konsep dan pelaksanaannya akhirnya banyak yang
ikut. Bahkan yang tidak pernah bersepedapun, akhirnya membeli sepeda dan ikut Gowes
Ikawangi,” kata Sujiono, SE. MM, Pembina Ikawangi Tangerang Raya kepada
KabarBanyuwangi.co.id, Minggu (21/3/2021).
Menurut Sujiono, banyak anggota Ikawangi yang enggan ikut
pertemuan, karena suami dan istrinya bukan orang Banyuwangi.
“Namun dengan kegiatan Gowes Ikawangi, keluarga yang
kebetulan senang Gowes mau datang,” kata pria kelahiran Desa Buluagung,
Kecamatan Siliragung ini.
Kegiatan di luar ruangan ini, tetap mematuhi
protokol kesehatan yang sangat ketat. Selain itu, jumlah peserta dibatasi,
titik kumpul juga berada di ruang terbuka.
“Kita kebetulan kemarin titik kumpulnya di rumah makan
milik artis asal Banyuwangi, peserta tetap mematuhi protokol kesehatan.
Bermasker, serta tersedia tempat cuci tangan standart prokes,” ujar pejabat di
Pemkab Tangerang yang merantau ke Jakarta sejak tahun 1993 ini.
Keterangan Gambar : Komunitas
Ikawangi bersilaturahim dengan bersepeda. (Foto: Istimewa)
Sujiono berharap, peluncuran komunitas Gowes Ikawangi ini
menjadi sarana yang paling efektif menggerakan organisasi di tengah pendemi.
Acara Gowes Ikawangi juga tidak harus seminggu sekali, tetapi bisa menyesuaikan.
Jarak tempuhnya juga tidak perlu panjang, asalkan pesertanya bisa berkeringat
dan senang.
“Kalau bisa, masing-masing Korwil juga membuat acara dengan
menentukan rute yang ada di koorwilnya. Ini bisa menjadi sarana komunikasi
paling efektif, olahraga, rekreasi dan berorganisasi,” ujar bapak dua putri ini.
Melihat peserta yang hadir pada acara Gowes Ikawangi,
Sujiono optimis roda organisasi akan terus bergerak meski pandemi. Bersepeda
merupakan bagian dari olahraga, sekarang menjadi trend di mana-mana. Tidak
hanya bapak-bapak, ibu-ibupun juga banyak yang bersepeda setiap liburan, atau
pada acara-acara tertentu.
“Ini memang perlu perjuangan, Alhamdulillah responnya cukup
bagus. Saya berharap anggota Ikawangi semuanya tetap sehat, dengan bersepeda.
Lewat bertemu dengan bersepeda, banyak hal yang bisa dibahas,” pungkas alumni
STM swasta di Banyuwangi tahun 1990 ini. (sen)