Gubernur Khofifah saat membuka Rakerwil Amsi Jawa Timur. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Bertajuk Seminar Nasional dan Rakerwil Asosiasi Media Siber Indoenesia (AMSI) Jawa Timur 2021, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membuka kegiatan mengambil tema 'Smart City, Creative Government: Membangun Ekosistem Digital Cettar Bagi Pembangunan Jatim', yang diselenggarakan di Royal Senyiur Hotel Pasuruan, Jumat (11/6/2021) malam.
Dalam presentasinya, Gubernur Jatim yang akrab disapa Khofifah tersebut menyampaikan, bahwa sistem digital yang diterapkan Pemprov Jatim berdampak positif pada proses pengambilan kebijakan yang dilakukan.
Digitalisasi yang dilakukannya bersama seluruh jajarannya
di Pemprov Jatim dengan membangun sistem pelayanan, sistem pendataan dan sistem
pengadaan barang dan jasa menjadi lebih efektif dan efisien.
“Dengan sistem digital yang kita bangun, investasi Jatim
tahun 2020 tercatat tumbuh positif 33,8 persen di tengah pandemi Covid-19.
Realisasi investasi tahun 2020 justru bangkit dibandingkan tahun
2016-2019," kata Khofifah.
Selanjutnya Untuk memberikan pelayanan dan inovasi yang
lebih cepat, Gubernur Khofifah membuat program Jatim Online Single Submission
(JOSS). Program inovasi tersebut bertujuan untuk mempermudah sistem perizinan
dan realisasi yang dituangkan melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 60
Tahun 2020.
"JOSS ini adalah sebuah sistem elektronik terintegrasi
yang dibangun DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu)
Jatim yang tujuannya untuk mempermudah perizinan di bawah kewenangan Pemprov
Jatim,” jelas Khofifah.
“Selain itu juga ada program mempercepat perwujudan Satu
Data Indonesia atau SATA, yang saat ini sudah ada sebanyak 34 perangkat daerah
atau 64 persen dari seluruh perangkat daerah yang memenuhi penyelenggaraan SATA
Jatim 2021," imbuhnya.
Lebih lanjut Khofifah menjelaskan, jika adanya sistem
digital dengan ditambah adanya kolaborasi dan suasana Jatim yang kondusif, maka
keniscayaannya akan menjadi sebuah kolaborasi yang baik dalam mendatangkan
investor menanamkan investasinya di Jawa Timur dengan harapan percepatan terwujudnya
kesejahteraan masyarakat bisa dicapai.
"Kita semua menjadi garantor yang menjadikan investor
tertarik berinvetasi di Jatim. Mari kita jaga Jatim kondusif dan produktif,”
ujar mantan Menteri Sosial RI tersebut.
Dalam paparannya, Khofifah membuktikan, bahwa dengan adanya
pemanfaatan digitalisasi investasi di Jawa Timur pada 2020, terbukti dengan
tumbuhnya ekonomi sebesar 33,8 persen. Dimana angka tersebut lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang berkisar diangka 2,1 persen.
"Disamping itu realisasi investasi Jatim tahun 2020
yaitu Rp. 78,3 Trilliun, adalah yang tertinggi selama lima tahun terakhir,” ucap
Khofifah.
Lebih lanjut dirinya menambahkan, Jawa Timur menjadi
provinsi penyangga pada sektor logistik bagi 16 provinsi yang ada di Indonesia
bagian timur. Khofifah menjelaskan hampir 80 persen bahan logistik di beberapa Provinsi tersebut disupplai dari
Jawa Timur.
"Logistik kita itu mensupplay di 16 provinsi di
Indonesia bagian timur di luar Sulawesi
Selatan. Untuk itu, jangan sampai Jawa Timur ini 'batuk'. Karena, jika batuk
maka dropletnya itu bisa sampai ke Ibu kota DKI – Jakarta,” tandas Khofifah.
“Jawa Timur merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua di
Indonesia setelah DKI Jakarta. Jatim sebuah kekuatan yang luar biasa. Menjaga
kohesifitas dan spirit serta keindonesiaan di Jatim menjadi sangat
penting," imbuhnya.
Oleh karena itu, Gubernur perempuan pertama di Jatim itu
menegaskan, bahwa adanya era digitalisasi di sektor ekonomi dan pemerintahan
menjadi sebuah hal yang sangat penting. Utamanya yang mengarah kepada sektor
percepatan perizinan dan sektor pelayanan maupun kebijakan.
Sementara dikesempatan yang sama, Ketua AMSI pusat
Wenseslaus Manggut pun mengapresiasi transparansi data dan juga sistem
digitalisasi yang diterapkan Pemprov Jatim. Wens, sapaan akrabnya menyampaikan,
bahwa problem data, cara mendapatkannya, serta cara pengemasannya saat ini
dibutuhkan media siber untuk dapat lebih mempermudah memberikan informasi
kepada masyarakat.
"Kami juga melatih bagaimana mencerna data, dan kemudahan
untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Kami juga melatih untuk berbagai daerah, agar
data tersebut dapat dikemas dan bisa dikonsumsi publik. Dan kita mengetahui
publik butuh data seperti apa," imbuh Wens. (Humas Pemprov Jatim)