Putri Indonesia 2023, Farhana Nariswari bersama Kadinsos PPKB Banyuwangi, Henik Setyorini lakukan dialog interaktif pencegahan stunting dengan siswa SMAN 1 Wongsorejo. (Foto: Firman)
KabarBanyuwangi.co.id - Mempertegas komitmennya dalam memberi dampak positif untuk masyarakat luas, PT Bank Central Asia (BCA) Tbk melalui Bakti BCA terus berupaya menciptakan #GenerasiPastiBisa melalui berbagai rangkaian program.
Kali ini, Bakti BCA hadir langsung di Kabupaten Banyuwangi guna melaksanakan program sosial di bidang kesehatan, yakni Edukasi Pencegahan Stunting untuk remaja dan Bakti Sehat untuk Balita.
Sebagai pembuka kegiatan di Banyuwangi, Bakti BCA gelar
Edukasi Kesehatan dengan tema "Ayo Cegah Stunting" di salah satu dari
20 sekolah binaannya, yaitu SMAN 1 Wongsorejo pada Rabu (9/8/2023) siang.
Executive Vice President Corporate Communication and Social
Responsibility PT BCA Tbk, Hera F. Haryn menjelaskan, program pencegahan
stunting merupakan salah satu concern dari Bakti BCA. Pihaknya menggelontorkan
dana sebesar 1 juta dollar atau sekira 15,21 milliar rupiah untuk mengentas
stunting.
"Kegiatan edukasi yang menyasar kalangan remaja ini
merupakan bentuk komitmen kami bersama BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional) dan pemerintah setempat dalam menekan angka stunting,"
jelas Hera kepada wartawan.
Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility PT BCA Tbk, Hera F. Haryn saat dikonfirmasi wartawan. (Foto: Firman)
PT BCA Tbk yang secara khusus menggandeng Putri Indonesia
2023, Farhana Nariswari ini berharap, kegiatan tersebut dapat menyadarkan
remaja untuk aktif berperan dalam percepatan penurunan stunting di daerah.
"Semoga ini dapat mendorong para remaja untuk semakin menyadari bahwa mereka juga memiliki peran dalam upaya pencegahan stunting. Dengan pengetahuan yang tepat, mereka dapat menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar," harapnya.
Lewat dialog interaktif, Farhana yang juga brand ambassador
BCA itu berkomunikasi langsung dengan siswa-siswi SMAN 1 Wongsorejo.
"Stunting bukan merupakan penyakit genetik, melainkan penyakit siklus. Untuk itu, diperlukan langkah pencegahan yang tepat dan dimulai sejak dini di usia remaja atau pranikah," ungkapnya dengan didampingi Kepala Dinsos PPKB Banyuwangi, Henik Setyorini saat sharing season.
Dihadiri langsung oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani
beserta jajaran pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait beserta
Forkopimca Wongsorejo, acara tersebut juga ikut membantu pemkab dalam langkah
Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS).
Dalam kesempatan tersebut, Ipuk menegaskan sejumlah langkah
pementasan stunting yang selama ini dijalankan Pemkab Banyuwangi. Seperti
bangun kolaborasi dengan semua pihak untuk penanganan, pencegahan dan
konseling.
Hera F. Haryn serahkan cendramata ke Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. (Foto: Firman)
Dirinya juga menceritakan program Hari Belanja Pasar
Tradisional dan UMKM yang digelar tiap bulan pada tanggal cantik diarahkan pada
kebutuhan anak-anak stunting, seperti belanja susu, vitamin, makanan
berprotein, dan lainnya.
"Kesehatan di Banyuwangi tidak bisa dipisahkan, bukan
hanya masalah pola gizi, namun juga pola asuh," tegas Ipuk.
"Pencegahan pernikahan dini untuk remaja juga harus
dilakukan, karena anak dari ibu muda merupakan salah satu faktor tumbuhnya
stunting," imbuhnya dihadapan siswa-siswi SMAN 1 Wongsorejo.
Sebagai informasi, Kecamatan Wongsorejo merupakan kecamatan
dengan angka stunting tertinggi se-kabupaten. Maka dari itu Bakti BCA turut
ambil bagian dengan melakukan edukasi dan Bakti Sehat untuk Balita.
Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan
Posyandu setempat, program Bakti Sehat ini dilakukan dengan melibatkan 150
balita di Kecamatan Wongsorejo. (man)