Pemkab menggandeng salah satu perbankan untuk memberikan literasi keuangan kepada ratusan P3K di Aula Korwilkersatdik Rogojampi. (Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Pemkab Banyuwangi berupa mencegah risiko jerat pinjaman online (pinjol) di kalangan aparatur sipil negara (ASN). Salah satu caranya dengan melakukan edukasi literasi keuangan kepada para pegawai pemerintah.
Para Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru di wilayah Kecamatan Rogojampi dikumpulkan untuk mendapat literasi keuangan di Aula Korwilkersatdik Rogojampi di sela program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Lemahbangdewo, Kecamatan Rogojampi, Kamis (4/7/2024).
Pemkab menggandeng salah satu
perbankan untuk memberikan edukasi pengelolaan keuangan kepada ratusan P3K yang
hadir.
"Dengan edukasi literasi
keuangan ini, kami berharap para P3K dapat mengelola keuangannya secara lebih
baik, sehingga bisa berfokus untuk bekerja mengajar para anak didik di sekolah
masing-masing," kata Bupati Ipuk.
Bupati Ipuk juga meminta para P3K
agar bijak dalam menggunakan gaji mereka. Sehingga para P3K tak sampai terjebak
dalam jerat pinjol yang bunganya mencekik.
"Karena apabila setiap hari
harus dikejar-kejar dengan tagihan pinjol, guru-guru tidak akan bisa maksimal
dalam bekerja. Jadi dengan edukasi ini, kami ingin mereka bisa menggunakan
pendapatannya untuk hal-hal yang tepat dibutihkan, alih-alih hal-hal yang
diinginkan," sambungnya.
Selain itu, Ipuk juga berpesan agar
para PPPK tidak bergaya hidup secara hedonis. Terlebih hidup bermewah-mewahan
secara berlebihan untuk dipamerkan di media sosial.
"Apakah guru yang ada di sini
ada yang SK-nya sudah 'disekolahkan'? Sebenarnya tidak apa-apa 'disekolahkan',
asal untuk hal-hal yang produktif. Jangan untuk hal-hal yang konsumtif,"
sambung Ipuk.
Ipuk juga mengingatkan bahaya judi
online (judol) kepada para P3K yang hadir. Jeratan judol, kata dia, telah
berdampak buruk pada orang-orang yang terjerat. Tak sedikit pula, nasib korban
judol berakhir dengan tragis. Judol juga bisa membuat pelakunya berurusan
dengan hukum.
"Kami berharap kontrak PPPK
bapak-ibu sekalian bisa diperpanjang nantinya berkat kinerja baiknya. Jangan
sampai, kontrak ini terputus karena hal-hal yang sepele," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pendidikan Suratno menambahkan, sekitar 3 ribu dari 5 ribuan guru di non-PNS di
Banyuwangi telah diangkat menjadi PPPK. Edukasi literasi keuangan diberikan
agar para guru dapat bijak dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran masing-masing.
"Kami ingin memberikan bekal
kepada para guru supaya mereka bisa mengatur keuangan secara baik, sehingga
bisa nyaman dan lancar dalam bekerja mendidik anak-anak kita," tambah
Suratno.
Suratno menyebut, selain pinjol dan judol, risiko lain yang perlu diantisipasi adalah investasi bodong. Pengalaman Suratno, beberapa ASN di Banyuwangi, termasuk guru, pernah tertipu investasi tersebut dengan berbagai modus. (humas/kab/bwi)