(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Pemerintah pusat kembali mendukung pembangunan di Banyuwangi. Salah satunya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mendukung pengembangan Agrowisata Tamansuruh (AWT) yang berada di sebuah desa di lereng kaki Gunung Ijen, Banyuwangi.
AWT adalah destinasi yang memadukan
pariwisata dan sektor pertanian di lahan seluas sekitar 10,5 hektare. Di sana
dikembangkan berbagai jenis komoditas pertanian unggulan, baik itu pangan
maupun hortikultura. Tercatat ada padi hitam organik
hingga beragam buah dan sayur organik.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar
Anas menjelaskan, pihaknya baru saja menggelar rapat virtual bareng Balai
Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur yang ditunjuk Kementerian PUPR
untuk melakukan pembangunan di kawasan agrotourism tersebut.
"Pemerintah pusat serius
mendukung pengembangan Banyuwangi. Kegiatan ini bagian dari program
pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN)," kata Anas.
Agrowisata tersebut juga dikonsep
sebagai tempat edukasi pertanian. Mengingat semua tanaman di lahan ini ditanam
dari bibit hingga tumbuh besar dan berbuah. Di kawasan ini masyarakat bisa
belajar cara tanam dan berkebun dengan teknik yang tepat.
Anas menjelaskan, di kawasan
tersebut akan dikembangkan menjadi sebuah destinasi yang bisa mendokumentasikan
Banyuwangi di masa lalu, masa kini, dan masa depan.
“Tanpa mengubah yang sudah ada,
kami telah menyusun konsep semacam Kampung Osing di sana. Ada perpaduan antara
kearifan lokal dan pemanfaatan teknologi di kawasan wisata tersebut. Nah, pusat
tertarik dengan konsep yang kami tawarkan tersebut,” ujar Anas.
Di lokasi tersebut, kata Anas, akan
dibangun gugusan rumah-rumah khas Suku Using dengan arsitektur yang khas.
Secara rutin terjadwal, bakal digelar kegiatan adat dan atraksi budaya, dan
event lainnya.
"Pengembangannya akan
melibatkan arsitek Yori Antar, seorang arsitek yang dikenal dengan desain
bangunan nusantara. Kami ingin agar kawasan ini bisa menggambarkan bagaimana
warisan arsitek serta tradisi Banyuwangi," katanya.
Dia menambahkan, di kawasan
tersebut nanti akan ada banyak aktivitas yang melibatkan warga.
"Bahkan juga kami rancang ada
perpustakaan digital dan ruang aktivitas Smart Kampung juga. Sehingga akan ada
harmoni antara moderenitas yang diwakili teknologi dengan kearifan lokal
Banyuwangi. Tidak hanya menceritakan masa lalu tapi juga masa depan,” kata
Anas.
Anas optimistis, ketika vaksinasi
sukses, Agrowisata Tamansuruh akan semakin menggerakan ekonomi perdesaan
berbasis budaya, pertanian, dan pariwisata.
Secara terpisah, Kepala BPPW Jatim
Reva Sastrodiningrat mengatakan siap mendukung pengembangan pariwisata
Agrowisata Tamansuruh.
“Kami siap berkolaborasi dengan tim
pemkab untuk mematangkan desainnya. Target kami, Maret sudah masuk tahap lelang
sehingga bisa segera kita laksanakan pembangunannya,” ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan Yori
Antar. Arsitek kondang berjuluk “Pendekar Arsitektur Nusantara” tersebut siap
berkolaborasi bersama tim PUPR untuk merampungkan desain khas Banywuangi dalam
pengembangan kawasan tersebut.
“Kami akan buat desain seperti
harapan Pemkab Banyuwangi. Sebuah desain desa wisata yang menjual keotentikan
budayanya,” pungkasnya. (Humas/kab/bwi)