Pernyataan bersama upaya kolaborasi penanggulangan tuberkulosis di Banyuwangi. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Angka kasus tuberkulosis (TBC) di
Kabupaten Banyuwangi benar-benar miris. Jumlahnya tembus sampai ribuan. Sebaran
penyakit menular ini perlu mendapat penanganan serius.
Data dari Dinas Kesehatan Banyuwangi mencatat, per 10
Desember 2023 target penemuan terduga TBC tembus 23.490 kasus. Dari jumlah itu,
sebanyak 2.829 orang yang dinyatakan positif TBC, dengan angka keberhasilan
pengobatan mencapai 87,94 persen.
Tingginya kasus TBC di Banyuwangi disikapi Yayasan Bhanu
Yasa Sejahtera (YABHYSA), dengan terus membangun jejaring lintas sektor dan
instansi, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Rumah
Sakit, dan instansi lainnya.
Mereka membuat komitmen bersama untuk berkolaborasi
melakukan penanggulangan terhadap penyakit TBC.
Pengelola Program TBC Komunitas, YABHYSA Banyuwangi, Yulia
Putri Rahmida mengatakan, pihaknya bermitra dengan Dinas Kesehatan sejak 2021,
dan membuat program YABHYSA Peduli TBC.
Melalui program itu, YABHYSA berkontribusi menemukan 3.020
kasus terduga TBC, 466 orang diantaranya terkonfirmasi positif.
"Jika dinyatakan positif TBC, kader Yabhysa akan
mendampingi proses pengobatan sampai sembuh," kata Putri, Jumat
(15/12/2023).
Kader YABHYSA, kata Putri, secara aktif melakukan
penelusuran terhadap orang yang kontak erat dengan pasien TBC. Termasuk
memberikan penyuluhan dan mengedukasi masyarakat.
Ia pun berharap agar Satgas Percepatan Penanggulangan TBC
Banyuwangi segera terbentuk. Sebab menurutnya, hal ini
penting untuk penanganan TBC yang komprehensif, terpadu dan
berkesinambungan dari berbagai pihak.
"Draft usulan pembentukan Satgas Percepatan
Penanggulangan TBC Banyuwangi saat ini tinggal menunggu persetujuan dari
Bupati," sambungnya.
Sub Koordinator Fungsional P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyuwangi, Ahmad Yunus Setiawan menyebut, kasus TBC ini ibarat fenomena gunung
es. Kasus yang sebenarnya terjadi lebih tinggi daripada yang dilaporkan.
"Investigasi dan pelacakan penderita TBC menjadi salah
satu hal penting untuk pencegahan dini," tegasnya.
Menurutnya, TBC merupakan penyakit menular yang bisa
disembuhkan, dengan melakukan pengobatan secara rutin.
Pencegahan TBC bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup
bersih dan sehat di lingkungan sekitar rumah. Salah satunya, rumah harus
dilengkapi dengan ventilasi agar sirkulasi udara tetap lancar dan matahari bisa
masuk ke dalam rumah.
"Karena virus TBC ini sebenarnya sangat lemah, dia
akan langsung mati bila terkena cahaya matahari," kata dia.
Pengurus Koalisi Organisasi Profesi Indonesia (KOPI) TBC,
dr Dedy Sasongko mengungkapkan, penyebaran penyakit ini terbilang mudah dan
cepat sehingga penderitanya harus segera ditemukan.
"Karena penderita TBC dalam kurun waktu satu tahun
bisa menulari sampai 15 orang," sebutnya.
Menurutnya, gejala TBC yaitu batuk lebih dari dua minggu
disertai dengan demam hingga sesak nafas. Selain itu, nafsu makan dan berat
badan berkurang. "Bila mengalami gejala tersebut, segera periksa ke
fasilitas kesehatan," ujarnya. (fat)