Wagub Jatim Emil Dardak bersama rombongan melakukan peninjauan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak melakukan peninjauan sekaligus rapat koordinasi dengan sejumlah pihak di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Senin (28/7/2025).
Orang nomor 2 di Jatim itu menggelar rapat bersama GM ASDP Ketapang, KSOP, Dishub, Kepala Seksi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, UPT Pelabuhan Pengumpan Regional Banyuwangi, BPBD, PT Pertamina Patraniaga, Polresta Banyuwangi, Gapasdap, Lanal, dan beberapa instansi lainnya.
Dalam rapat itu, Emil mengungkapkan keprihatinannya atas
kemacetan panjang yang sempat mengular hingga 40 kilometer, imbas berkurangnya
jumlah kapal eks Landing Craft Tank (LCT) yang beroperasi pasca tragedi
tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada Rabu (2/7/2025) lalu.
Tim Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut menerbitkan surat rekomendasi nomor :
AL.202/125/KSOP.TG.WI/2025, tertanggal 14 Juli 2025, disebutkan bahwa dari
hasil pemeriksaan, 15 dari 17 kapal eks LCT dinyatakan tidak laik layar.
Artinya, ditanggal tersebut, hanya ada 2 kapal pengangkut
kendaraan muatan berat yang bisa melayani penyeberangan lintas
Ketapang-Gilimanuk. Dan hingga saat ini, baru 9 armada kembali dioperasikan.
Selain jumlah kapal yang terbatas, kebijakan pembatasan
tonase oleh KSOP Tanjung Wangi juga menjadi faktor penghambat. Kebijakan ini
diterapkan sebagai langkah antisipatif terhadap potensi kecelakaan laut, namun
berdampak pada antrean kendaraan berat di pelabuhan.
Dalam rapat juga terungkap bahwa penyebab terjadinya
kemacetan yakni kurang optimalnya fungsi Jembatan Timbang Watudodol, yang
berimbas pada proses timbang kendaraan harus dilakukan di Pelabuhan Ketapang,
sehingga turut memperpanjang antrean.
Menanggapi berbagai temuan itu, Emil merumuskan sejumlah
solusi untuk memperlancar pelayanan sekaligus meminimalisir terjadinya antrean
panjang kendaraan muatan berat.
Di antaranya dengan meningkatkan kapasitas dermaga MB 4
agar mampu melayani kendaraan dengan muatan diatas 35 ton. Serta pengembangan
dermaga Landing Craft Machine (LCM) dengan dengan desain rampdoor yang lebih
pendek.
"Kita berharap (kemacetan) tidak sampai terjadi
lagi. Manajemen rekayasa lalu lintas yang diperketat lagi dan kita ingin mengefektifkan
lagi pemilahan kendaraan,” tegas Emil.
Selain rapat koordinasi, Wagub Jatim, juga melihat
langsung pelayanan di Pelabuhan Ketapang. Ia juga sempat berbincang dengan
salah satu sopir kendaraan muatan berat. Dia menanyakan tonase muatan.
Ketua DPD Demokrat Jawa Timur itu melakukan peninjauan
dengan didampingi Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto,
dan Sekretaris DPC Julisetyo Puji Rahayu, bersama jajaran Fraksi Demokrat DPRD
Banyuwangi. Rombongan turut mendatangi Jembatan Timbang Watudodol.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua DPC Partai Demokrat
Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto mengapresiasi kesigapan Pemprov Jatim dalam
membantu penyelesaian masalah kemacetan di Pelabuhan Ketapang.
Sebagai Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael, berkomitmen
akan mendukung pengejawantahan solusi yang tercetus dalam rapat koordinasi.
“Kami akan ikut menggali informasi di lapangan, dan akan
kami laporkan kepada Bapak Emil, selaku Wakil Gubernur Jatim, agar permasalahan
kemacetan panjang yang menyusahkan masyarakat, khususnya para sopir kendaraan
muatan berat tidak terjadi lagi di Pelabuhan Ketapang,” kata Michael. (red)