Wiwik Widiarti saat sosialisasi Keurikulum 13 tahun 2019 lalu. (Foto: Dok/Pribadi)
KabarBanyuwangi.co.id – Berdasarkan penuturan Guru Bahasa Using, murid-murid sekolah dasar negeri (SDN) 2 Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi sangat senang sekali saat menerima pelajaran bahasa Using. Apalagi orang tua mereka juga sangat mendukung, dengan muatan lokal (Mulok) bahasa Using.
“Respon murid sangat senang menerima pelajaran bahasa Using, apalagi kalau diajarkan lagu-lagu daerah Banyuwangi,” kata Wiwik Widiarti, S.Pd.SD.M.Pd, Plt. Kepala Sekolah SDN 2 Tamansari, Kecamatan Licin kepada KabarBanyuwangi.co.id, Senin (14/6/2021).
Wiwik, Ibu guru kelahiran 16 Maret 1967, sebetulnya guru
kelas, bukan mulok bahasa Using. Namun kerap diberi tugas mengajar bahasa
Using, bahkan juga membuat ujian bahasa Using.
“Perasaan saya diberi tugas mengajar bahasa Using sangat
suka, karena memang saya asli Using wong (Orang) Banjar, Licin,” ujar Wiwik
yang memulai karir sebagai sukwan sejak 1993 di SDN 1 Jelun, kemudian pindah SDN 2 Tamansari, Licin tahun 2011 hingga sekarang.
Istri dari Ali Taufiq Bakoer, staf Kecamatan Licin ini,
harus banyak membaca dan mencari referensi lain, guna mendukung keterbatasan
sarana penunjang pengajaran bahasa Using. Selain itu juga intens berinteraksi
dengan masyarakat Using, guna menambah pengetahun tentang bahasa Using.
“Saya mencari informasi dari buku-buku lama yang pernah
terbit, majalah yang dikeluarkan Pemkab Banyuwangi, Gema Blambangan, menemui tokoh-tokoh
adat, teman-teman yang suka menulis bahasa Using di Paguyuban Bangkit Pres,” ujar Wiwik yang berharap bahasa Using diajarkan
sejak kelas 1 SD.
Wiwik (tengah) bersama teman-teman guru SDN 2 Tamansari –
Licin. (Foto: Dok/Pribadi)
Ibu dari Imam Tantowi (24) baru lulus Oktober tahun 2020,
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dan Dinda Nofitasari (20),
masih kuliah semester 5 di LPP Yokyakarta, termasuk Tim Penyusunan Kurikulum
Bahasa Using.
“Saya dan teman-teman berharap, buku paket bahasa Using
segera dicetak. Bagi kami yang asli orang Using, mungkin bisa improvisasi saat
mengejar. Namun bagaimana dengan teman-teman kami yang dari Jawa dan Madura?
Tentu mereka sangat kesulitan, bila tidak dipandu dengan buku ajar,” tambah
Wiwik.
Bagi Wiwik, masalah sastra Using relatif sulit untuk
diajarkan. Mengingat sastra Using kebanyakan dalam bentuk lisan, serta sastra
Using lama sudah jarang ditemui di masyarakat sekarang. Buka baca tentang sastra
Using, juga dianggap masih kurang untuk tambahan pengetahuan guru.
“Ya, karena pengetahuan gurunya tentang sastra Using sangat
kurang, termasuk saya. Kalau ada bacaan, atau semacam pelatihan khusus sastra
Using, mungkin sangat membantu para guru,” pungkas Wiwik. (sen)