Suasana malam hari di tengah sawah Cafe Paglak Petung. (Foto: Instagram @paglakpetung)
KabarBanyuwangi.co.id - Meski cukup jauh dari perkotaan, Paglak Petung berlokasi di Jalan Segobang Baru, Desa Segobang, Kecamatan Licin, Banyuwangi merupakan salah satu tongkrongan dan menjadi tempat makan favorit keluarga.
Cafe khas pedesaan yang terletak di tengah area persawahan ini cukup viral dan menjadi sorotan semua kalangan warga di Kabupaten Banyuwangi.
Sesuai dengan namanya, Paglak Petung diambil dari bahasa
daerah Banyuwangi, yaitu bahasa Using. Paglak adalah sebuah menara bambu
setinggi 6-7 meter yang biasanya berdiri di tengah sawah, sedangkan Petung
adalah bambu.
Ahmad Rosyidin, pemilik Paglak Petung mengungkapkan, nama
cafe miliknya memang diambil dari bahasa masyarakat sekitar yang mayoritas Using.
Diharapkan nama tersebut dapat dikenal secara luas sebagai cafe khas
Banyuwangi.
"Pengambilan nama Paglak Petung ini memang sesuai
dengan konsep yang kita terapkan, yakni cafe tengah sawah yang beronamen bambu.
Jadi kita tidak asal-asalan dalam memberi nama," ungkapnya
"Untuk memperkuat konsep, kita punya icon Paglak yang
berada di atas kitchen. Ditambah lagi kita selalu sajikan alunan musik
angklung," imbuh pria yang kerap disapa Rosy ini.
Tongkrongan dengan suasana asri khas pedesaan.
(Foto: Instagram @paglakpetung)
Nuansa pedesaan di lingkungan sekitar cafe ini sangat
terlihat asri. Dengan pemandangan persawahan alam dan konsep yang diterapkan
benar-benar terlihat seperti berada di Desa Ubud, Pulau Dewata Bali.
Rosy mengaku bangga cafe yang dibangun di kampung
halamannya mulai dikenal sebagai tongkrongan ala Ubud, Bali. Bahkan, adapula
yang menyebut layaknya cafe bernuansa Desa Canggu, Bali.
"Ya memang untuk penerapan konsep hingga arsitektur
cafe ini sedikitnya saya ambil dari Bali, karena di Desa Segobang ini termasuk
dataran tinggi dan memiliki lahan sawah yang alami. Jadi cocok," akunya.
Perlu diketahui, Rosy merupakan asli warga Desa Segobang, sebelumnya memang sempat merantau ke Pulau Dewata Bali selama 12 tahun. Berawal dari seorang Cleaning Service, hingga terpilih menjadi Barista di restoran Sardine Bali, milik Warga Negara Asing (WNA) Perancis.
Selain bekerja di restoran, dirinya juga sempat mengelola
proyek pemesanan hiasan kue untuk pesta penikahan atau biasa disebut Wedding
Cake Decoration di Bali.
Rosy menceritakan, didirikannya Paglak Petung ini tak luput
dari segala pengalamannya di Bali. Bahkan, beragam menu yang tak perlu
diragukan lagi kenikmatannya itu sedikitnya diadopsi dari menu favorit
tongkrongan Canggu, Bali.
"Sebenarnya konsep menu saya ambil dari menu-menu
Canggu, tapi kita sesuaikan dengan bahan-bahan yang ada di sini. Jadi
menyesuaikan dengan lidah lokal juga," jelasnya.
Menu andalan Paglak Petung, mulai dari
Nasi Bakar Ikan Tongkol, Egg Your Way, Cassava Churros, dan Summer Passion
Fruit. (Foto: Firman)
Cafe yang didirikan sejak Februari 2021 itu menyajikan menu
variatif, mulai dari hidangan lokal, nusantara, maupun western. Terdapat
hidangan menu sarapan bernama Egg Your Way yang termasuk menu paling favorit
dan patut untuk dicoba.
Terdapat pula makanan tradisional seperti, Tombro Goreng,
Tombro Bumbu Santan, Steam Tombro, Wader Goreng, Belut Goreng, Uyah Asem, Nasi
Bakar, dan aneka ayam.
"Untuk snack yang kita sajikan, mulai dari Fried Sweet Potato, Cassava Churros dan Sweet Potato Churros itu juga berbahan dasar singkong dan ubi yang diambil dari desa," terang Rosy.
Selalu mengedepankan potensi desa, untuk menu minuman
favorit yang disajikan juga berbahan dasar dari panenan warga sekitar. Karena
disana terdapat buah markisa dan daun mint yang melimpah, Rosy berinisiatif
untuk mengolah minuman mocktail yang dinamai Summer Passion Fruit.
"Alhamdulillah, minuman ekstrak buah markisa ini
banyak diminati pengunjung. Bahkan termasuk sebagai menu minuman paling
laris," katanya.
Bar dengan ornamen bambu yang unik. (Foto:
Instagram @paglakpetung)
Dengan berbagai inovasi yang diterapkan, Paglak Petung
memiliki pelanggan yang cukup banyak di seluruh penjuru Kabupaten Banyuwangi.
Bahkan pada hari libur, cafe ini selalu penuh dan terpaksa membuat pengunjung
tak kebagian tempat nongkrong.
"Saat ini kami sedang membangun hall atau aula baru
dengan tetap mempertahankan ornamen bambu. Nanti disana bisa dipakai untuk
acara ataupun tongkrongan berkapasitas 50 orang," tambah Rosy.
Sebagai informasi, Paglak Petung beroperasi mulai pukul
09.00 - 21.00 WIB di setiap hari Selasa sampai Minggu saja, sedangkan Senin
libur. (man)