(Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Komitmen Banyuwangi dalam pengelolaan sampah sirkular terus mendapat dukungan banyak pihak, termasuk dari dunia internasional. Kali ini, program pengelolaan dan penanganan sampah di Banyuwangi yang ramah lingkungan tersebut mendapat dukungan dari Uni Emirat Arab.
Sebelumnya telah dilakukan penandatanganan Perjanjian Pendanaan Proyek Pengelolaan Sampah antara Clean Rivers dan Project STOP (program penanganan sampah di Banyuwangi), saat pelaksanaan World Governments Summit 2025 di Dubai, disaksikan langsung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, 12 Februari 2025.
“Kami akan terus mensupport
pelaksanaan Project STOP di Banyuwangi dan optimis pengelolaan sampah di
Banyuwangi akan terus bergerak maju dengan kemitraan bersama Clean
Rivers," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Minggu
(16/2/2025).
Penandantanganan perjanjian
antara Clean Rivers dan Project STOP merupakan bagian dari Nota Kesepahaman
(MoU) antara Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan Uni Emirat Arab (UEA)
dan pemerintah Indonesia pada 2024 lalu.
Dukungan Clean Rivers merupakan
bagian dari komitmen UEA sebesar USD 20 juta untuk proyek pengelolaan dan pembersihan
sampah di Indonesia. Salah satunya di Banyuwangi yang semakin memperkuat kerja
sama internasional dalam bidang keberlanjutan lingkungan.
“Dengan dukungan Clean Rivers dan
UEA, perluasan program ini akan semakin memperkuat infrastruktur pengelolaan
sampah serta memastikan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi warga
Banyuwangi,” kata Ipuk.
Project STOP melalui Banyuwangi
Hijau selama ini telah berkontribusi dalam menyediakan layanan pengelolaan
sampah yang aman dan berkelanjutan bagi warga. Project STOP yang dijalankan
bareng dengan organisasi nirlaba, PT. Systemiq Lestari Indonesia ini telah
berjalan di Banyuwangi sejak tahun 2018.
“Kami mendapatkan banyak sekali
manfaat baik berupa bantuan fisik dan pendampingan mulai dari pendirian TPS3R
di sejumlah lokasi hingga program edukasi bagi masyarakat,” ujar Ipuk.
Project STOP di Banyuwangi yang
terlah berjalan antara lain pembangunan tempat pengolahan sampah reduce, reuse,
recycle (TPS3R) di kawasan Muncar dan Balak, Songgon. TPS3R tersebut melayani
ratusan ribu rumah tangga di desa-desa sekaligus mengedukasi tentang pengolahan
sampah yang baik.
“Ratusan warga juga mendapatkan
manfaat ekonomi dengan ikut melakukan pemilihan mandiri maupun bekerja di
TPS3R,” kata Ipuk.
Deborah Backus, CEO Clean Rivers
menegaskan pihaknya mendukung inisiatif yang mendorong perubahan sistemik dengan
dampak lingkungan dan sosial yang berkelanjutan.
"Kemitraan ini sejalan
dengan misi kami dalam mendanai solusi yang dapat diterapkan dalam skala lebih
luas untuk melindungi dan memulihkan sungai serta memberdayakan komunitas
lokal," ujar Deborah.
Dukungan Clean Rivers akan
mempercepat pencapaian target pengelolaan sampah di Banyuwangi, termasuk
pembangunan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) berskala besar yang telah diresmikan
pada bulan September 2023.
Melalui kolaborasi ini akses
layanan pengelolaan sampah akan diperluas bagi 850.000 penduduk, hingga
menjangkau seluruh masyarakat Banyuwangi serta menciptakan hingga 1.000
lapangan kerja penuh waktu.
"Mewujudkan sistem
pengelolaan sampah sirkular berbasis kabupaten pertama di Indonesia akan
menjadi contoh bagi daerah lain," ujar Widharmika Agung, Partner di
Systemiq.
"Capaian besar ini hanya bisa terwujud berkat kepemimpinan Banyuwangi dan dukungan dari berbagai kementerian nasional. Project STOP bangga dapat menjadi bagian dari upaya penting ini," kata Widharmika. (humas/kab/bwi)