(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Peringatan Maulid Nabi Muhammad diselenggarakan oleh Pemkab Banyuwangi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Senin (25/10/2021).
KH. Ahmad Muwafiq dari Yogyakarta didapuk sebagai pembicara dalam pengajian yang dihelat secara hybrid tersebut.
Dalam tausiyahnya, kiai yang pernah
menjadi asisten pribadi Gus Dur itu mengatakan, menyampaikan peringatan Maulid
Nabi memiliki fungsi sebagai penguat karakter kebangsaan yang
nasionalistik.
“Peringatan Maulid Nabi, tidak
semata mengajarkan kecintaan kepada Nabi Muhammad. Namun, juga mengajarkan
kecintaan kepada para pewarisnya, yakni para ulama,” jelas kiai yang karib
disapa Gus Muwafiq tersebut.
“Dengan kecintaan kepada para ulama
yang notabanenya tersebar di seluruh Indonesia itu, akan merekatkan hubungan
antar daerah. Dari sinilah, bibit-bibit kebangsaan bersemi,” ulasnya lebih
jauh.
Gus Muwafiq juga menyampaikan
tentang sisi historis Maulid Nabi dan keterkaitannya dalam menggerakkan ekonomi
“Maulid Nabi ini sebenarnya telah
ada sejak zaman Nabi Muhammad. Setiap hari lahir nabi, pada hari senin, para
sahabat itu, membawa makanan kepada Kanjeng Nabi untuk didoakan. Lalu, makanan
ini dibawa pulang dengan harapan akan mendapat keberkahan,” cerita kiai yang
karib disapa Gus Muwafiq tersebut.
“Lalu, dari tradisi inilah,
diadaptasi di seluruh dunia. Hampir dalam setiap penyelenggaraan maulid nabi,
selalu dihidangkan berbagai makanan. Jika di Yogya ada sekaten dengan makanan
yang disajikan dalam gunungan, di Banyuwangi juga sama. Ada telur yang dihias
dan disebut endog-endogan,” lanjutnya.
Dari tradisi inilah, papar Gus
Muwafiq, pada setiap bulan Rabiul Awal dimana kelahiran Nabi Muhammad itu
diperingati, perekonomian bergerak. Tidak hanya makanan pokok yang disajikan
sebagai berkat maulid.
“Tapi, karena peringatannya
dimana-mana, ada banyak yang laku. Ekonomi bergerak. Ini merupakan keberkahan
dari maulid,” terangnya.
Untuk itu, Gus Muwafiq mengimbau,
kepada pemerintah untuk menghidup-hidupkan Maulid Nabi. Karena hal tersebut
memiliki syarat makna.
“Kita akan dapat keberkahan, tidak
hanya dalam soal spiritual. Namun, juga akan mendapatkan keberkahan juga secara
langsung,” tegasnya.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Sementara itu, Bupati Banyuwangi
Ipuk Fiestiandani yang mengikuti acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad
tersebut, mengajak semua aparatur sipil negara (ASN) yang turut dalam acara
tersebut, dapat menyerap hikmah dari tausiyah tersebut.
“Sehingga bisa menjadi penyemangat
kita semua dalam menjalankan tugas-tugas sebagai abdi negara,” ungkap Ipuk.
Ipuk juga mengharap dengan berkah
Maulid Nabi ini, Banyuwangi akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT atas
segala marabahaya.
“Semoga Banyuwangi dan kita semua
mendapatkan perlindungan dari Allah atas segala bencana, musibah, penyakit dan
segala macam marabahaya,” imbuhnya.
Peringatan Maulid Nabi yang
diselenggarakan oleh Pemkab Banyuwangi itu, diikuti oleh Forum Pimpinan Daerah,
SKPD dan para kiai di Banyuwangi.
Hadir di antaranya adalah Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi KH. Zainullah Marwan, KH. Suyuthi Thoha, KH. Mohammad Yamin, Kiai Kholiq dan belasan kiai lainnya. Selain itu, juga diikuti oleh semua instansi pemerintahan di tingkat kecamatan dan desa secara virtual. (Humas/kab/bwi)