Poliwangi Dampingi Petani di Banyuwangi Soal Digitalisasi Website hingga Kendalikan Hama TikusPoliteknik Negeri Banyuwangi

Poliwangi Dampingi Petani di Banyuwangi Soal Digitalisasi Website hingga Kendalikan Hama Tikus

Tim PKM Poliwangi usai melatih petani dan pengurus UPJA Tani Makmur, Desa Gladag, Rogojampi, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) terus memperkuat perannya dalam mendukung pertanian modern dan berkelanjutan di daerah.

Melalui tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Poliwangi melaksanakan rangkaian pelatihan di UPJA (Unit Pelaksana Jasa Alsintan) Tani Makmur, yang berlokasi di Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.

Kegiatan yang digelar pada Juli hingga Agustus 2025 ini dipimpin oleh Eka Nurmala Sari, M.P. selaku ketua tim, bersama dua dosen anggota yaitu Nur Syamsi Aisyah, S.E., M.Si. dan Moh Hasbi Ash Shidiqi, S.Tr.P., M.P., serta didukung dua mahasiswa yakni Sarah Kumala Dewi dan Sefia Anggraeni.

Baca Juga :

“Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan bekal nyata bagi petani dan pengurus UPJA, agar mereka mampu mengelola usaha pertanian secara profesional, baik melalui teknologi digital maupun metode ramah lingkungan,” terang Eka Nurmala Sari.

Website untuk Pertanian Modern

Kegiatan pertama berupa pelatihan pengoperasian website bagi pengurus UPJA Tani Makmur, yang berlangsung pada 26 Juli 2025.

Pelatihan ini diikuti oleh 10 pengurus internal. Mereka diajarkan cara mengupdate konten, menambahkan foto produk, hingga menyusun informasi layanan.


Petani antusias ikuti pelatihan website. (Foto: Istimewa)

Harapannya, website UPJA bisa menjadi etalase digital untuk memperluas pasar dan memperkenalkan produk-produk pertanian lokal.

“Digitalisasi adalah pintu masuk agar petani tidak hanya jago di sawah, tapi juga melek teknologi. Dengan website, UPJA bisa menjangkau pasar yang lebih luas,” jelas Eka.

Pelatihan ditutup dengan serah terima pengelolaan website kepada admin UPJA.

Rumah Burung Hantu (Rubuha) untuk Kendalikan Hama Tikus

Program kedua yang digelar pada 6 Agustus 2025 menyoroti persoalan klasik petani, yakni hama tikus.

Sebanyak 20 peserta dari pengurus dan kelompok tani mengikuti pelatihan dan bimbingan teknis pengendalian hama tikus dengan memasang rumah burung hantu (Rubuha).


Pemasangan Rubuha di lahan sawah milik warga Desa Gladag, Rogojampi, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

Burung hantu dikenal sebagai predator alami tikus. Melalui pemasangan enam unit rumah burung hantu di lahan sawah milik masyarakat Desa Gladag, diharapkan populasi tikus bisa ditekan tanpa harus mengandalkan racun kimia yang berbahaya bagi lingkungan.

“Pendekatan ini bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga lebih efisien untuk jangka panjang. Kami ingin petani terbiasa mengandalkan solusi hayati dalam mengendalikan hama,” papar Eka.

Peserta pun tampak antusias mengikuti praktik langsung pemasangan rumah burung hantu di titik lokasi yang disepakati.

Berkelanjutan dengan Monitoring

Tidak berhenti pada pelatihan, tim PKM Poliwangi juga menyiapkan program monitoring berkala. Hal ini dilakukan untuk memastikan website tetap aktif dikelola, dan metode rumah burung hantu benar-benar efektif menekan serangan tikus.

Manajer UPJA Tani Makmur menyampaikan apresiasi atas dukungan Poliwangi. Menurutnya, program ini menjawab dua tantangan utama petani, yaitu kebutuhan digitalisasi, dan solusi konkret mengatasi hama.

Poliwangi Dekat dengan Masyarakat

Sebagai kampus vokasi kebanggan Bumi Blambangan, Poliwangi memang dikenal aktif menurunkan dosen dan mahasiswa untuk terjun langsung ke masyarakat.

Kegiatan PKM ini menjadi salah satu bukti nyata bagaimana ilmu yang dipelajari di kampus bisa menjawab kebutuhan nyata petani di lapangan.

“Poliwangi tidak hanya mencetak lulusan siap kerja, tapi juga hadir memberikan solusi langsung bagi masyarakat. Inilah semangat vokasi: ilmu harus berdampak,” tegas Eka.

Dengan kolaborasi ini, petani Banyuwangi diharapkan semakin siap menghadapi tantangan zaman baik dari sisi teknologi digital maupun tantangan lingkungan. (man)