Sekretaris Badan Penaggulanagn Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Mujito. (Foto: Fattahur/Dok)
KabarBanyuwangi.co.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengungkapkan sebanyak 19 kecamatan di wilayah Kabupaten Banyuwangi berpotensi mengalami bencana tanah gerak. Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
Sekretaris Badan Penaggulanagn Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Mujito mengatakan, berdasarkan mitigasi yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dari 25 kecamatan di Banyuwangi, sebanyak 19 kecamatan masuk kategori daerah potensi terjadi tanah gerak.
"Belasan wilayah itu meliputi, Kecamatan Kalibaru,
Glemore, Sempu, Genteng, Gambiran, Bangorejo, Pesanggaran, Purwoharjo,
Tegaldelimo, Srono, Singonjuruh, Songgon, Rogojampi, Kabatan, Banyuwangi,
Glagah, Giri, Kalipuro dan Wongsorejo," kata Mujito.
Diungkapkan Mujito, daerah yang rawan bencana ini terjadi
di wilayah bertebing dan wilayah sungai. Jika terjadi hujan intesitas tinggi
maka daerah tersebut rawan terjadi tanah gerak.
"Sehingga hal tersebut perlu diwaspadai terlebih pada
bulan ini masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas tinggi,"
ujarnya.
Meski demikian Mujito meminta warga untuk tidak panik
berlebihan, namun tetap waspada. Karena kategori potensi tersebut bisa mungkin
terjadi, namun juga bisa tidak terjadi.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD segera melakukan
sosialisasi kepada masyarakat adanya potensi peregerakan tanah tersebut.
Sehingga masyarakat mengetahui langkah apa saja yang perlu dilakukan ketika
terjadi bencana.
Mujito menambahkan, ada 15 desa di Kabupaten Banyuwangi
telah dibentuk desa tanggap bencana, khususya di daerah yang rawan bencana.
Salah satunya di Desa Sarongan.
"Desa-desa tanggap bencana ini telah melakukan
mitigasi di wilayahnya. Sehingga mereka sudah siap pada saat pra bencana,
maupun saat terjadi bencana. Karena mereka telah menentukan jalur evakuasi,
lokasi evakuasi dan pengungsian saat terjadi bencana," pungkasnya. (fat)