Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memotong ronce melati sebagai simbol peresmian Kampung Phonska Plus. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - PT. Pupuk Indonesia terus melakukan pendampingan dan pembinaan terhadap para petani dalam rangka regenerasi serta mendorong produktivitas pertanian nasional.
Hal itu diungkapkan Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto saat live podcast bertema "Pupuk Indonesia Menyapa Petani Nusantara" dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional 2021.
Pada kesempatan itu, Pupuk Indonesia melakukan panen buah
naga dan talkshow bersama 240 petani muda binaan dari berbagai daerah secara
virtual dari Kampung Phonska Plus, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo,
Kabupaten Banyuwangi, Jumat (24/9/2021).
Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto menegaskan
komitmen untuk mendukung regenerasi petani dan mendorong produktivitas
pertanian nasional. "Karena data dari berbagai sumber menyebutkan, rumah
tangga petani jumlahnya menurun. Mayoritas petani pun telah berusia lebih dari
45 tahun," ujar Bob.
Pupuk Indonesia terus berupaya mendorong minat generasi
milenial ke sektor pertanian. "Pada petani milenial inilah kita berharap,
karena tanah air kita luas dan subur dan perlu dikelola oleh petani-petani muda
yang potensial ini,” katanya.
Menurutnya, Pupuk Indonesia hingga kini terus berinovasi
meregenerasi petani yang bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah
meningkatkan jumlah anak muda yang terjun di bidang pertanian.
Salah satunya dilakukan oleh anak usaha Pupuk Indonesia,
yaitu Petrokimka Gresik yang rutin menggelar Jambore Petani Muda sejak tahun
2017 dengan menghadirkan mahasiswa, pelajar, serta petani muda sukses dari
berbagai daerah.
"Dari kegiatan tersebut, kami memotivasi anak muda
agar konsisten di bidang pertanian, mendorong inovasi pertanian karya dalam
negeri, mendorong iklim usaha agribisnis untuk generasi muda, membantu
meningkatkan kesejahteraan petani milenial, serta menciptakan role model petani
muda," jelasnya.
Live podcast Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto bersama Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani dan petani buah naga Edi Musi. (Foto: Fattahur)
Bob menyebutkan, salah satu role model petani muda binaan
Pupuk Indonesia adalah Edi Lusi. Mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea
Selatan dan Taiwan ini kini sukses mengembangkan komoditas buah naga di
Banyuwangi.
Awalnya, Edi hanya menggarap lahan seluas 0,25 hektar
hingga kini berhasil mengembangkannya menjadi 5 hektar. Bahkan kata Bob, petani
asli Dusun Tambakrejo itu telah membentuk Paguyuban Petani Buah Naga Banyuwangi
(PANABA).
Edi bersama ratusan anggotanya menggarap lahan buah naga
seluas 3.000 hektar lebih. Hal ini menjadikan Banyuwangi sebagai penghasil buah
naga terbesar di Indonesia yang memasok ke berbagai kota hingga mancanegara.
Produk olahannya pun sangat beragam, mulai dari mie, sirup, kripik, jus, dan
sebagainya.
"Pertanian adalah sesuatu yang menjanjikan, jangan
takut jadi petani, jadilah petani yang berkreasi dan modern, dengan maksimalkan
komoditas yang digeluti. Misalnya buah naga yang awalnya 0,5 kini dengan
inovasi bisa menjadi 1 kilogram per buah," kata Bob.
Tak hanya Edi, Pupuk Indonesia juga membina puluhan petani
muda lainnya dari berbagai daerah. Mereka mengembangkan dan meningkatkan
produktivitas dari berbagai macam komoditas pertanian dan berhasil memberikan
dampak ekonomi dan sosial bagi lingkungan sekitarnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani
menyatakan, pertanian merupakan sektor yang menyumbang Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) terbesar di Banyuwangi. Jumlah petani di Banyuwangi pun masih
cukup signifikan, yaitu sekitar 126 ribu orang yang tergabung dalam 1.595
kelompok tani.
Kebun buah naga di Kampung Phonska Plus, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi. (Foto: Fattahur)
Walaupun demikian, regenerasi petani juga menjadi sebuah
tantangan di Banyuwangi. Namun, pihaknya telah menyiapkan sejumlah program
unggulan untuk menarik minat generasi milenial di bidang pertanian.
“Salah satu program kami adalah Jagoan Tani, dimana kami
menghadirkan sektor pertanian yang lebih modern dan terdigitalisasi,”
ungkapnya.
Jagoan Tani, menurut Ipuk, merupakan program kompetisi
generasi milenial di bidang pertanian. Dalam program ini, pemerintah daerah
Banyuwangi memberikan stimulus kepada pemenang. Seperti penyediaan lahan,
hadiah dalam bentuk modal usaha pertanian, hingga menyediakan mentor dari
kalangan akademisi dan praktisi.
"Salah satu adalah Pak Panji, Direktur Transformasi
Bisnis Pupuk Indonesia, yang telah menjadi salah satu mentor dalam program
Jagoan Tani," kata Ipuk. (fat)