Prosesi ritual Puter Kayun di Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Tradisi adat Puter Kayun di Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi, rutin digelar setiap tahun pada 10 Syawal.
Puter Kayun merupakan tradisi napak tilas Masyarakat Boyolangu dengan cara beramai-ramai naik delman hias mulai dari Kelurahan Boyolangu menuju Watudodol, berjarak kurang lebih 15 kilometer.
Ritual ini sebagai bentuk penghormatan sekaligus mengenang
jasa leluhur setempat bernama Ki Buyut Jakso yang berperan penting dalam
membuka akses jalan di Banyuwangi utara.
Ritual Puter Kayun pada tahun ini terasa berbeda dibanding
tahun-tahun sebelumnya. Bila biasanya tradisi ini ramai dengan pawai belasan
delman, kali ini hanya diikuti 2 delman saja.
Ketua Panitia Puter Kayun, Mohammad Ihrom mengungkapkan
penyebabnya karena jumlah delman di wilayah setempat berkurang drastis, tidak
seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Jumlah dokar memang berkurang drastis di Kelurahan
Boyolangu, tahun ini hanya tinggal dua," kata Ihrom.
Meski jumlah delman terus berkurang, Namun menurut Ihrom,
esensi tradisi ini tetap terjaga. "Yang penting bagaimana kita tetap bisa
menuju dan sampai di pantai Watudodol," kata dia.
Menyikapi jumlah delman yang terus berkurang, tak menutup
kemungkinan mendatang delman akan diganti dengan kendaraan lain.
Ihrom menyebut caranya dibuat kendaraan modern yang
dimodifikasi layaknya delman. Gagasan tersebut saat ini masih digodok oleh para
pemangku kebijakan kelurahan setempat.
"Kalau nanti delman sudah tidak ada di Boyolongu, maka
tidak menutup kemungkinan kita berganti menggunakan kendaraan modern,” tandas
Imron.
“Esensi ritual ini bukan pada delmannya, tapi lebih kepada
cara kami tetap melanjutkan tradisi menuju Watudodol," pungkasnya. (fat)