Ratusan Burung Pemakan Ulat Dilepaskan di Wisata De Djawatan BanyuwangiKPH Perhutani Banyuwangi Selatan

Ratusan Burung Pemakan Ulat Dilepaskan di Wisata De Djawatan Banyuwangi

Pelepasliaran burung dikawasan wisata De Djawatan

KabarBanyuwangi.co.id – Ratusan burung pemakan ulat jenis Prenjak dan Trocok dilepasliarkan di kawasan wisata De Djawatan, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Kamis, (17/2/2021) siang.

Kepala Administratur (ADM) KPH Perhutani Banyuwangi Selatan, Panca Sihite mengatakan, selain untuk konservasi, pelepasan burung juga untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung De Djawatan dari gangguan hama ulat.

“Pelepasan burung pemakan ulat ini sebenarnya bagian dari konservasi yang menjadi tugas kami (Perhutani) selaku pengelola hutan. Ini sekaligus upaya untuk mengendalikan hama atau ulat yang bisa mengganggu wisatawan yang berkunjung ke Djawatan,” ucap ADM KPH Perhutani Banyuwangi Selatan, Panca Sihite.

Baca Juga :

Panca Sihite menambahkan, selama Pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan ke Djawatan dan sejumlah destinasi wisata di bawah naungan Perhutani mengalami penurunan signifikan.

"Jadi dibutuhkan inovasi-inovasi agar kunjungan wisatawan kembali normal, namun di sisi lain masyarakat terlindungi dari penyebaran Covid-19. Tentunya tetap mematuhi protokol kesehatan," tambahnya.

Panca melanjutkan, pelepasliaran burung di kawasan wisata De Djawatan rencananya akan terus dilakukan secara bertahap. Sebab semakin banyak burung, pengunjung akan semakin betah sambil mendengarkan kicaun burung.  

“Pelepasan ini bertahap, nanti kita lepas lagi beberapa jenis burung lain lagi. Kalau banyak burung pengunjung jadi betah sambil mendengarkan suara burung bersahutan,” lanjut Panca.

Senior Manajer External Affairs PT BSI, Sudarmono mengatakan, pelepasan burung merupakan bentuk partisipasi perusahaan tambang emas yang beroperasi di Tumpang Pitu, dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Fokus utama kita, selain profit oriented PT BSI juga memiliki kewajiban untuk memperhatikan sosial ekonomi masyarakat. Termasuk juga konservasi untuk menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya. (fat)