(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Akademisi lintas Perguruan Tinggi Negeri (PTN) memberikan apresiasi terhadap tiga buku yang ditulis oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sebagai catatan purna bakti kepemimpinannya.
Mulai dari Anti-Mainstrem Marketing: 20 Jurus Mengubah Banyuwangi” (Gramedia Pustaka Utama, 2019); “Inovasi Banyuwangi: Jalan Terpendek Mencapai Layanan Publik Prima” (Gramedia Pustaka Utama, 2019); dan “Creative Collaboration: 10 Tahun Perjalanan Transformasi Banyuwangi” (Mizan, 2020).
Hal itu saat digelar bedah
buku-buku di Kampus Politeknik Negeri Banyuwangi, pada 15 Februari 2021 lalu.
Apresiasi pertama datang dari
Profesor Mohamad Khusaini, PhD dari Universitas Brawijaya, Malang. Ia menilai
buku tersebut menjadi penjelasan dari berbagai inovasi selama Bupati Anas
memimpin Banyuwangi. Sehingga buku tersebut, tidak hanya menjadi bacaan bagi
calon pemimpin, tapi juga bisa menjadi rujukan bagi para peminat ilmu manajemen.
“Saya menulis sejumlah buku
manajemen dan budgeting. Tapi, setelah saya membaca buku ini, saya merasa tidak
ada apa-apanya buku saya tersebut. Menejemen yang dilakukan oleh Bupati Anas
dalam membuat inovasi sungguh luar biasa,” terang anggota eksekutif Badan
Supervisi Bank Indonesia itu.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh
Prof. Dr. Abdul Mongid, Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).
Menurutnya, buku-buku tersebut menjadi warisan yang luar biasa yang berangkat
dari pengalaman yang teruji.
“Dari tiga buku ini, kalau saya
ingin mengajarkan ke para mahasiswa, harus diawali dari Creative Collaboration.
Baru kemudian Anti Mainstream Marketing dan Inovasi Banyuwangi. Baru nanti,
kalau dalam bahasa pesantren, membaca buku syarah (penjelas) yang ditulis oleh
Profesor Renald Kasali, Road to Prosperity,” terangnya.
Lebih lanjut, Abdul Mongid melihat
buku itu, memang tidak sekadar teori. Namun, memang telah terbukti nyata.
Setidaknya dari beberapa kebijakan yang berkaitan dengan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi yang stabil hingga menurunnya angka kemiskinan.
“Jika melihat data pertumbuhan
ekonomi Banyuwangi sebelum Bupati Anas ini fluktuatif. Kadang di atas, tapi
juga sering di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Kepemimpinan yang auto
pilot. Namun, di bawah kepemimpinan Bupati Anas, pertumbuhannya konsisten di
atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur, bahkan Nasional. Ini artinya,
kepemimpinan Pak Anas ini mempengaruhi kuat,” paparnya.
Wakil Dekan Amirullah Setya Hardi,
SE, PhD, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, juga menegaskan tentang sejumlah poin yang menarik dari buku
tersebut. Di antaranya adalah detail yang disampaikan dalam setiap pengambilan
keputusan. Sehingga bisa menjadi acuan bagi para pengambil kebijakan.
“Jika saya membaca dari perspektif
Lokal Ekonomi Development (LED), buku ini menjelaskan secara jelas dan detail.
Misalnya, bagaimana pertanian tetap menjadi pilar ekonomi yang terus dikuatkan.
Namun, menjadikan pariwisata sebagai ujung tombak bagi sektor ekonomi lainnya.
Sehingga menjadi ekonomi di Banyuwangi yang semakin dinamis,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Anas
menegaskan, jika buku-buku tersebut tidak sekadar menjadi tonggak dari apa yang
dilakukan seorang diri. Tapi, ada kontribusi berbagai pihak. Mulai dari
masyarakat Banyuwangi, birokrat, hingga instansi vertikal lainnya.
“Semoga apa yang telah Banyuwangi raih hari ini, dapat terus terjaga ke depannya. Kolaborasi semua pihak tetap terjaga, kondusifitas juga bisa terus dipertahankan, sehingga pembangunan Banyuwangi juga terus terjaga,” terang Anas. (Humas/kab/bwi)