Keterangan Gambar : KM Mutiara Timur 1 sarat muatan penumpang dan kendaraan saat alami kerusakan di perairan Selat Bali, Jumat sore. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Kapal Motor (KM) Mutiara Timur 1 yang berlayar dari Lombok, NTB tujuan Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, mengalami kerusakan saat lego jangkar di perairan Selat Bali. Kerusakan diketahui bukanlah terjadi pada mesin kapal, melainkan pada katrol penarik jangkar yang tak bisa ditarik hingga membuat laju kapal pun terhenti.
Kapal yang dijadwalkan sandar di dermaga Tanjung Wangi pada Kamis (21/01/2021), sore ini pun terombang ambing di tengah lautan hingga Jumat (22/01/2021), malam. Akibat peristiwa naas ini, 140 kendaraan truk beserta 200 penumpang yang didominasi sopir angkutan logistik terlantar di atas kapal selama 24 jam lebih. Penumpang hanya bisa pasrah di atas kapal sembari menunggu proses perbaikan yang dinilai lamban.
Peristiwa yang awalnya tak dilaporkan kepada pihak yang
berwajib ini akhirnya diketahui petugas kepolisian setelah mendapat laporan
dari masyarakat. Menggunakan Kapal Polisi X-1033, Satuan Polisi Air yang
dipimpin Kasat Polair Polresta Banyuwangi, langsung masuk menuju kapal untuk
mengetahui penyebab pasti terjadinya persitiwa naas ini.
Oleh petugas, nahkoda kapal yang bertanggung jawab terhadap
kapal langsung diberi teguran keras lantaran tak segera melaporkan kejadian
yang membuat ratusan penumpang terlantar di tengah laut.
“Kita tau informasi ini malah dari masyarakat. Pihak kapal
atau perusahaan tidak melaporkan kejadian yang menimpa kapalnya pada pihak yang
berwenang maupun Syahbandar. Akhirnya kami datang ke atas kapal untuk
mengetahui pasti penyebabnya. Soalnya di dalam kapal banyak penumpangnya,” kata
Kompol Jeni Al Jauza, Kasat Pol Air Polrsta Banyuwangi didampingi Aiptu Erman
Wahyudi, Kasubdit Lidik Satpol Air.
Pihak kepolisian langsung memberikan tiga opsi, termasuk opsi
memotong rantai jangkar, hingga evakuasi seluruh penumpang menggunakan kapal
lain agar penumpang bisa segera sampai ke daratan. Sekitar sejam lamanya
menunggu, akhirnya opsi perbaikan kapal dengan pengelasan berhasil dilakukan.
Kapal pun siap sandar setelah jangkar bermuatan ratusan ton
tersebut bisa ditarik kembali. Namun ternyata, meski jangkar sudah bisa
ditarik, kapal berukuran jumbo ini tak bisa langsung sandar di dermaga
pelabuhan lantaran menunggu antrean.
Mendengar adanya penundaan pemberangkatan kapal, puluhan
sopir beramai-ramai menduduki anjungan kapal untuk melakukan aksi protes kepada
crew kapal.
“Jangkar sudah bisa ditarik kok kami masih harus menunggu
lagi. Kalau dikata rugi pasti kami sangat dirugikan. Rugi waktu, uang dan tenaga.
Rata-rata per hari sopir mengalami kerugian hingga Rp 500 ribu,” ungkap
Sunardi, salah satu sopir truk asal Lombok.
Meski situasi sempat memanas, beruntung aksi kekecewaan
penumpang kapal berhasil diredam polisi yang berada di atas anjungan kapal.
Setelah dilakukan mediasi dan pendekatan oleh pihak
kepolisian, akhirnya seluruh penumpang bersedia menunggu jadwal sandar
selanjutnya di Pelabuhan Tanjung Wangi, pada pukul 22.00 WIB Jumat malam.
Namun, informasi terakhir, ternyata kapal baru sandar di dermaga pada pukul
11.30 WIB, Sabtu (23/01/2021) siang.
“Kerusakan terletak pada jangkar. Waktu digunakan untuk
melabuhkan jangkar masih bagus, tapi waktu kami tarik jangkar malah turun ke
bawah lebih dalam karena ada kerusakan,” kata Wiliam Dikson Kaliwoge, Kapten KM
Mutiara Timur 1. (man)