Sambut HUT ke-80 RI, Emak-emak di Banyuwangi Adu Cepat Ikat KangkungKelurahan Penataban

Sambut HUT ke-80 RI, Emak-emak di Banyuwangi Adu Cepat Ikat Kangkung

Emak-emak lomba adu cepat mengikat kangkung di halaman Kantor Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Suasana di halaman Kantor Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi, tampak berbeda pada Minggu (3/8/2025). Puluhan warga yang mayoritas emak-emak datang dengan membentangkan beragam poster.

Bukan untuk berdemo atau menyuarakan tuntutan, melainkan untuk mendukung perwakilan keluarga mereka dalam ajang lomba unting-unting atau mengikat sayur kangkung dengan cepat dan rapi.

Kegiatan lomba tersebut sengaja digelar sebagai bagian dari rangkaian peringatan menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah itu.

Baca Juga :

Selain sebagai hiburan warga, lomba ini juga bertujuan mengedukasi generasi muda tentang tradisi lokal dan peran penting ibu-ibu dalam rantai pasok sayuran, khususnya kangkung, yang menjadi komoditas khas Kelurahan Penataban.

"Zaman dulu nenek-nenek kita piawai unting-unting atau mengikat kangkung sebelum dijual ke pasar," ujar Komariyah, Lurah Penataban.

Lomba mengikat kangkung di Kelurahan Penataban diikuti oleh puluhan peserta perwakilan dari 19 RT, yang terbagi dalam dua kategori, yakni remaja umur 17-25 tahun dan lansia usia 65-70 tahun keatas.

Para peserta saling adu kecepatan dan kerapian dalam membersihkan, memilah, serta mengikat kangkung dengan tali rafia. Sorak-sorai pendukung membuat suasana lomba makin meriah.

"Kalau tidak bisa unting-unting kangkung belum bisa disebut orang Penataban asli," celoteh Lurah Penataban.

Menurut Komariyah, Penataban merupakan salah satu sentra penghasil kangkung di Banyuwangi. Sebagian besar warganya merupakan petani kangkung, sementara kaum ibu berperan dalam proses pascapanen, mulai dari pemilahan hingga pengikatan.

Biasanya, satu ikat berisi 5 hingga 7 batang. Warga setempat menjual kangkung ke pengepul yang mendistribusikannya ke berbagai pasar, bahkan sampai ke Bali.

"Harga per seratus ikat kangkung bisa mencapai Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu, tergantung kualitasnya," ungkapnya.

Selain mengikat kangkung, pihak panitia bekerja sama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Penataban mengadakan berbagai lomba yang tak kalah menarik. Pesertanya mayoritas adalah emak-emak. (fat)