(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id, Jakarta - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani paparkan program penanganan stunting dalam “Kick Off Meeting Pancadsila dalam Tindakan: Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, KDRT, dan Mengantisipasi Bencana” yang digelar oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan lintas kementerian/lembaga di Jakarta, Kamis (16/2/2023).
“Pancasila menjadi spirit dalam menangani stunting di Banyuwangi. Kami melihat penanganan stunting ini tidak hanya harus dilakukan secara gotong royong. Tapi, juga memiliki dampak yang luas,” beber Ipuk.
Untuk mempercepat penurunan
stunting di daerahnya, imbuh Ipuk, Banyuwangi mengirimkan makanan berprotein
tinggi kepada hampir 1.300 balita stunting dan ibu hamil risiko tinggi setiap
hari selama setahun.
“Kami anggarkan sebesar Rp7
miliar untuk memberikan intervensi gizi berupa makanan bernutrisi, seperti
telor, ikan, ayam, daging kepada bayi dan dan ibu hamil risiko tinggi. Yang
menyalurkannya adalah para pedagang sayur keliling ke rumah yang telah didata,”
jelasnya.
Dengan melibatkan para pedagang
sayur tersebut, imbuh Ipuk, tidak hanya membuat penyaluran bantuan yang tepat
sasaran dan efektif. Tapi, juga membantu perekonomian masyarakat di bawah.
“Kami memang sengaja tidak
membeli makanan dari pabrikan besar, karena ini juga untuk membantu
perekonomian masyarakat, khususnya para pedagang sayur keliling,” terangnya.
Untuk memastikan program tersebut
berjalan sesuai sasaran dan perencanaan, telah disiapkan platform khusus yang
memantau secara realtime.
“Jadi tiap hari dikirimi apa kita
tahu. Hari Senin dikirim ikan laut, Selasa buncis udang dan tahu, Rabu bayam
dan telur, dan seterusnya. Semua terpantau,” ujar Ipuk.
Untuk penanganan stunting di
setiap kecamatan juga telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)
yang diketuai Camat bersama Kepala Puskesmas, dengan anggota tenaga kesehatan,
dan elemen kader lainnya.
“Kami juga memberikan BPJS
Ketenagakerjaan bagi para kader Posyandu sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi
mereka sebagai salah satu garda depan penanganan stunting. Tidak kurang dari
11.498 kader yang mendapatkannya,” paparnya.
Selain program tersebut, lanjut
Ipuk, ada sederet program lainnya yang melibatkan lintas instansi. Seperti
halnya Sekolah Asuh Stunting yang dikoordinir oleh Dinas Pendidikan, pemberian
sayuran dan daging hasil program pertanian Dinas Pertanian dan lain sebagainya.
“Kami berupaya bersama untuk
memberantas stunting ini. Kami libatkan seluruh stakeholder, elemen dan potensi
yang ada di pemerintahan maupun di tengah masyarakat,” tegas Ipuk.
Dari upaya tersebut telah
berhasil menekan angka stunting di Banyuwangi. Dari angka 20,1 persen pada
2021, turun pada angka 18,1 persen pada 2022. Hal ini di bawah rerata stunting
di Jawa Timur (19,2 persen) maupun Nasional (21,6 persen).
Adapun berdasarkan bulan
penimbangan yang lebih dinamis dan baru, prevalensi stunting di Banyuwangi
sebesar 3,9 persen.
Dalam forum tersebut, Ketua Dewan
Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan. Ia menginginkan
nilai-nilai Pancasila bisa diwujudkan oleh seluruh pemangku kebijakan.
“Gotong royong yang menjadi ruh
pancasila ini harus menjadi spirit bersama,” ungkap Presiden kelima Republik
Indonesia itu.
Hadir dalam kesempatan itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Mensos Tri Rismaharini, Menteri PANRB Azwar Anas, Menteri PPPA Bintang Puspayoga, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Panglima TNI Yudo Margono, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan sejumlah pejabat lainnya. (humas/kab/bwi)