(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Tangis Andika Bayu Prasetyo (Tyo) dan Diana Avisa Aurilia pecah di hadapan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Mereka bertemu di rumah Tyo dan Diana, yang belum lama ini ditinggalkan selama-lamanya oleh sang ibunda, Vika Dwi Novianti, setelah terpapar Covid-19. Bupati Ipuk menjenguk mereka selesai upacara peringatan HUT ke-76 RI, Selasa (17/8/2021).
Tyo dan Diana memiliki satu lagi
saudara, yaitu Evan Raisa, yang sedang berada di rumah neneknya di Jember.
Ketiga anak itu kini menjadi yatim piatu. Ibundanya berpulang pada 26 Juni
lalu. Tujuh tahun sebelumnya, sang ayah, Deni Kurniawan, wafat terlebih dahulu.
“Doakan orang tua saya, Bu,” tangis Tyo langsung pecah di hadapan Ipuk.
Pelajar SMA kelas X menceritakan
tentang ibunya. Vika, sang ibunda, adalah orangtua tunggal (single parent) yang
merawat ketiga buah hatinya itu. Vika adalah tenaga kesehatan di Puskesmas
Licin, Banyuwangi. Sempat dirawat di RSUD Blambangan, Vika akhirnya meninggal
dunia setelah terpapar Covid-19.
“Sebelum berangkat kerja, mama
biasanya menyiapkan bahan makanan buat kami, dan saya tinggal masak saja. Kami
memang dididik untuk selalu mandiri. Sekarang tiap pagi tidak ada lagi mama,"
kata Tyo.
Sang adiknya, Diana Avisa Aurilia,
siswi kelas 6 SD, juga tak kuasa menahan air mata kerinduan kepada sang ibunda.
"Saya akan selalu ingat pesan-pesan Mama. Mama selalu berpesan, kami harus
rajin ibadah. Terutama jangan lupa salat," katanya.
Suasana hening. “Doakan mama dan
ayah saya Bu. Mama sama ayah diterima di sisi Allah, diampuni dosa-dosanya,”
Tyo semakin terisak.
Bupati Ipuk terlihat terus berusaha
menenangkan keduanya. "Kalian adalah anak-anak yang kuat," kata Ipuk
terisak sambil memeluk Diana.
"Mama dan ayah pasti bangga
kepada Tyo, Diana, dan Evan. Kalian kuat. Jangan lupa, panjatkan doa tiap hari
kepada orang tua kalian," kata Ipuk sambil mengelus pundak mereka.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Ipuk mengatakan mereka adalah anak yang tegar dan mandiri. "Tidak semua anak bisa menjalani ujian seperti kalian, Insha Allah kalian akan menjadi orang yang hebat, yang memberi manfaat luas bagi banyak orang. Mama dan ayah pasti bangga, tersenyum di sisi Allah,” kata Ipuk kembali terisak.
Ipuk juga menceritakan kekagumannya kepada sosok ibunda dari tiga anak tersebut. Vika disebut Ipuk sebagai pahlawan. Sebagai tenaga kesehatan, Vika berada di garda depan penanganan pandemi. “Mama kalian orang hebat, selalu berjuang untuk orang lain,” ujar Ipuk.
Ipuk lalu mengajak mereka berdoa
untuk kedua orang tua mereka. Kepada Ipuk, Tyo juga minta didoakan agar
cita-citanya terkabul. “Semoga nanti saya dapat bekerja dengan baik dan bisa
menjaga adik-adik saya ya Bu,” ucap Tyo.
Ipuk pun tak kuasa menahan tangis
mendengar harapan Tyo tersebut. Ipuk lalu berpesan kepada guru-guru sekolah
mereka untuk memberikan perhatian lebih kepada mereka. Diserahkan juga beasiswa
secara langsung, masing-masing anak menerima Rp2 juta.
“Pemkab akan memastikan kebutuhan
pendidikan mereka. Beasiswa diberikan terus berkelanjutan. Untuk adik Tyo yang
sudah SMA, Dinas Pendidikan telah saya minta untuk memprioritaskan memperoleh
beasiswa Banyuwangi Cerdas agar bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi,”
ucap Ipuk.
Selain itu, pemerintah daerah akan
mengirimkan sembako secara berkala. “Nanti ditangani oleh camat, berkoordinasi
dengan Dinas Sosial,” tutur Ipuk.
Dua anak itu kini ini dirawat oleh tantenya, yang tinggal tidak jauh dari rumah Tyo dan Diana. “Di sini juga tetangga baik semua. Mereka sangat perhatian pada kami. Mereka mendoakan orang tua kami, selalu mendukung kami,“ cerita Tyo. (Humas/kab/bwi)