(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, meninjau langsung bangunan bersejarah Kantor Dagang Inggris atau yang lebih dikenal dengan Inggrisan, Kamis (1/9/2022).
Didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Kav Eko Julianto Ramadan, Luhut melihat desain rencana revitalisasi bangunan yang berdiri sejak awal abad ke-17 tersebut. "Wah ini bagus, keren," kata Luhut.
Saat mendampingi Luhut, Ipuk
menjelaskan bahwa pemkab berniat untuk merevitalisasi bangunan tersebut sebagai
bagian pelestarian cagar budaya. Bahkan, pemkab juga telah menandatangani MoU
dengan Kodam V Brawijaya tentang revitalisasi aset milik TNI AD tersebut.
Luhut melihat kondisi bangunan
Inggrisan. Luhut meminta nantinya apabila direvitalisasi, tidak mengubah bentuk
asli bangunan. "Nanti jangan mengubah bentuk aslinya. Pohon-pohon yang ada
di sini juga jangan ditebang. Untuk prajurit yang masih ada di sini, sudah
disiapkan rumah," kata Luhut.
Luhut mengatakan lebih baik gedung
Inggrisan dikelola dengan baik agar bisa menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi
masyarakat. "Kalau lokasi ini kemudian direvitalisasi, menjadi destinasi
yang keren, tentu bermanfaat bagi ekonomi masyarakat," tambah Luhut.
Gedung Inggrisan merupakan aset TNI
AD. Pemkab Banyuwangi dan Kodam V Brawijaya telah menandangani MoU, pada 2019
lalu, untuk merevitalisasi aset milik TNI AD tersebut dikemas menjadi wisata
sejarah.
Desain arsitektur revitalisasi
Gedung Inggrisan juga telah jadi merupakan karya dari arsitek ternama yang
dikenal piawai dalam memasukkan unsur budaya, Youri Antar.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani
mengatakan, dalam konsep revitalisasi sama sekali tidak mengubah bangunan asli.
"Sama sekali tidak mengubah bangunan aslinya, karena mengusung konsep
heritage dengan lansekap zaman Belanda dulu," kata Ipuk.
Dalam desain revitalisasi tersebut
nantinya terdapat gedung serbaguna, hotel, klinik, restoran dan galeri, kolam
renang, dan fasilitas pendukung lainnya.
Ipuk mengatakan Inggrisan perlu
direhabilitasi karena memiliki nilai sejarah yang tinggi. Banyak nilai historis
yang bisa digali dari bangunan ini, dan pastinya akan sangat menarik untuk tahu
sejarah di balik bangunan tersebut.
"Saat ini mulai banyak orang
yang mulai tertarik dengan wisata sejarah. Mengetahui sejarah zaman dahulu ini
bagi sebagian orang menjadi daya tarik wisata tersendiri, seperti di Eropa.
Inggrisan nantinya dikembangkan jadi wisata sejarah," kata Ipuk.
Selain menjadi Kantor Dagang
Inggris, Gedung Ingrisan juga menyimpan jejak sejarah panjang dengan Kota
Broome, Australia Barat.
Berdasarkan penelitian Dr. Thor
Kerr dari Curtin University Perth Australia dan Irfan Wahyudi, PhD dari
Universitas Airlangga, kedua kota tersebut pernah terkoneksi pada awal abad 18
dalam satu jalur kabel telegram bawah laut yang dibangun Inggris mulai dari
Eropa hingga Australia.
Kabel tersebut ditarik dengan kapal
selama 10 hari, dan kantor operatornya ada di Gedung Inggrisan. Bangunan
tersebut memiliki kesamaan arsitektur dengan kantor gedung yang menjadi kantor
operator di Broome dulu.
Ditambahkan Sekda Banyuwangi, Mujiono, untuk penghuni yang tinggal di Gedung Inggrisan, sudah disiapkan rumah pengganti di Kelurahan Sukowidi. "Sudah disiapkan rumah. Sebagian penghuni juga telah pindah ke sana," kata Mujiono. (humas/kab/bwi)