Sonny T. Danaparamita, Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jawa Timur III. (Foto: Satria)
KabarBanyuwangi.co.id - Sonny T. Danaparamita SH MH,
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jawa Timur III (Banyuwangi,
Situbondo, dan Bondowoso) memberikan tanggapannya terkait rencana pembangunan
jalan tol Probowangi. Hal ini juga berkaitan dengan pernyataan dari rekan
sesama anggota DPR RI, yang menyarankan agar pembangunan tol tersebut berhenti
sampai di Situbondo.
Dalam komentarnya, Sonny T. Danaparamita menyatakan,
meskipun menghargai niat dari anggota lain yang mencerminkan aspirasi
masyarakat Situbondo, namun ia memiliki pandangan berbeda. Berdasarkan aspirasi
yang ia terima, termasuk dari warga Situbondo bahwa pembangunan Tol Probowangi
seharusnya diteruskan hingga mencapai Banyuwangi.
"Sebagai sesama politisi dari Dapil
Jawa Timur III, saya memberikan apresiasi atas niat dari saudara Nasim Khan
yang menurut pengakuannya menyampaikan hal tersebut berdasar aspirasi
masyarakat Situbondo," kata Sonny kepada KabarBanyuwangi.co.id, Selasa
(23/4/2024).
"Namun demikian, secara substansi saya memiliki
pandangan yang berbeda. Pandangan ini juga berdasar aspirasi yang saya terima
dari masyarakat, termasuk warga Situbondo juga," imbuhnya.
Dalam konteks kekhawatiran terhadap dampak pembangunan tol
terhadap UMKM di Situbondo, Sonny menilai bahwa kekhawatiran tersebut terlalu
berlebihan. Dirinya menawarkan solusi yang inklusif dengan mempertimbangkan
keberlanjutan UMKM dan sektor pariwisata.
"Sebagai orang yang berkomitmen terhadap tumbuh
kembangnya UMKM di Indonesia, ada banyak solusi yang dapat kita rumuskan agar
pembangunan jalan tol tidak membunuh perkembangan UMKM maupun sektor
pariwisata kita," ujarnya.
Salah satu solusi yang ditawarkan adalah peningkatan
infrastruktur pendukung di sepanjang tol, seperti penambahan gerbang tol, penyesuaian
tarif tol, dan pembangunan rest area yang memberikan prioritas kepada pelaku
UMKM lokal. Ia bahkan menekankan pentingnya memprioritaskan kios-kios UMKM
lokal di rest area tol.
"Secara serius, kita bisa memprioritaskan kios-kios
yang ada di rest area untuk para pelaku UMKM lokal. Gerbang tol juga dibuat
dengan mempertimbangkan berbagai aspek, khususnya yang dapat semakin
meningkatkan kunjungan sejumlah destinasi di Situbondo," tuturnya.
Sejak lama, Sonny berharap agar setiap rest area di sepanjang
tol sebagian berisi para pelaku UMKM lokal yang menjual produk lokal
unggulannya.
"Jadi di rest area tol di wilayah Situbondo
nanti akan ada rumah makan yang menjual Nasi Sodu, Nasi Karak, Nasi Kaldu,
Tajin Palapa, Tape Sorgum, dan sebagainya. Kalau di rest area wilayah
Banyuwangi akan ada penjual Rujak Soto, Nasi Tempong, dan lainnya,"
katanya.
Lebih lanjut, politisi kelahiran Banyuwangi ini menyoroti
pentingnya pengawasan yang ketat terhadap proses pembangunan tol untuk
memastikan bahwa pembebasan lahan dilakukan dengan adil dan transparan.
Sonny menegaskan, pembayaran kepada pemilik lahan harus
dilakukan secara langsung, tanpa melibatkan makelar tanah, dan dengan harga sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Pembayaran juga harus langsung, jangan sampai melalui
makelar tanah, apalagi sampai masyarakat menerima dengan nominal yang tidak
sesuai dengan kesepakatan atau harga yang telah disepakati oleh
pemerintah," tegasnya.
Sonny juga menekankan perlunya komunikasi yang intensif
antara pihak terkait dan masyarakat agar proses pembebasan lahan dapat berjalan
lancar dan adil.
Dengan pendekatan inklusif dan solusi-solusi yang
ditawarkan, Sonny secara tegas akan berkomitmen untuk memperjuangkan
pembangunan Tol Probowangi yang memperhatikan kepentingan seluruh masyarakat,
termasuk para pelaku UMKM lokal.
"Sosialisasi kepada masyarakat yang lahannya terkena
jalur pembangunan jalan tol mutlak dilakukan secara intensif. Secara langsung
masyarakat harus bisa berkomunikasi dengan Jasa Marga atau pihak yang diberi
tanggung jawab menyelesaikan urusan pembebasan lahan," pungkasnya. (sat)