(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Persiapan pembukaan program studi kedokteran Universitas Airlangga (Unair) di kampus Banyuwangi terus dilakukan. Memasuki tahap akhir, tim asesor akreditasi telah melakukan penilaian lapang guna memastikan kesiapan Unair Banyuwangi menyelenggarakan pendidikan kedokteran yang berkualitas.
Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) telah melakukan asesmen lapangan untuk melihat berbagai kesiapan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Unair Banyuwangi sebelum menyelenggarakan pendidikan.
“Alhamdulillah, tahapan demi
tahapan telah dilalui Fikkia Unair untuk mewujudkan prodi kedoteran di
Banyuwangi. Kami, pemkab bersama Unair terus bersinergi menyiapkan agar prodi
kedokteran bisa segera dibuka tahun depan. Doakan semoga semua dilancarkan,”
kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Minggu (24/12/2023).
“Selain untuk penyiapan SDM unggul
dan memperkuat budaya akademis bersama kampus-kampus lain di Banyuwangi;
kehadiran beberapa jurusan baru di Unair Banyuwangi, termasuk kedokteran, akan
turut menggeliatkan perekonomian daerah,” imbuh Ipuk.
Asesmen lapangan dilaksanakan
selama dua hari, 22-23 Desember 2023, di kampus FIKKIA Unair Banyuwangi. Hadir
dalam assesmen tersebut Rektor Unair Prof. Dr. Mohammad Nasih, Bupati Ipuk,
serta pihak dari pemkab dan Fikkia Unair Banyuwangi.
Menurut Bupati Ipuk, dibukanya
prodi kedokteran akan menjadi pengungkit kualitas SDM sekaligus ekonomi warga
Banyuwangi.
“Program studi ini akan menarik
banyak pelajar dari berbagai daerah di Indonesia untuk datang ke Banyuwangi.
Selain berdampak secara ekonomi, tentunya ini juga ikut mengerek kualitas SDM
di Banyuwangi,” kata Ipuk.
Rektor Unair, Prof. Nasih
menjelaskan tim asesor telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap fasilitas,
kurikulum, tenaga pengajar, dan infrastruktur pendukung yang akan digunakan
pada prodi Kedokteran di FIKKIA Unair Banyuwangi.
“Asesmen lapangan ini menjadi
penentu. Tim asesor akan memberikan rekomendasi dan menilai kelayakan kita
dalam menyelenggarakan pendidikan kedokteran yang berkualitas,” kata Prof.
Nasih. Tim asesor terdiri dari Prof.Dr. dr. Haerani rasyid dan Prof. Dr. dr.
Eti Nurwening Sholikhah.
“Kita terus berupaya. Semoga prodi
yang sudah lama kita persiapkan bersama Pemkab ini bisa disetujui. Sehingga
tahun 2024 kita sudah bisa membuka pendaftaran mahasiswa baru,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, semua persiapan
telah dilakukan secara matang sesuai dengan standar. Mulai dari kelengkapan
sarana prasarana hingga tenaga dosen pengajar. “Banyuwangi sangat siap.
Peralatan dan tenaga dosen cukup. Dukungan pemkab sangat besar,” kata Prof.
Nasih.
Menurut Nasih, pembukaan prodi
kedokteran di Fikkia Banyuwangi ini dapat membantu mengatasi kekurangan tenaga
dokter di daerah. Menurutnya, ini juga menjadi langkah untuk mengatasi sebaran
tenaga dokter yang kurang merata di Indonesia.
“Ini bakal yang pertama di
Indonesia, sebuah universitas ada dua prodi kedokteran. Kami pastikan prodi
Kedokteran di sini berada dalam binaan penuh FKU Unair Surabaya. Sehingga
kualitas penyelenggaraan dan pengajarannya terjamin,” tegasnya.
Ditambahkannya, untuk
penyelenggaraan di Banyuwangi akan difokuskan pada aspek Travel Medicine.
“Kalau di FKU Unair Surabaya kita fokus pada tropical disease, tapi di Banyuwangi kita akan fokus pada Travel Medicine. Karena Banyuwangi ini kan juga tujuan destinasi wisata nasional, jadi rencana kami akan fokus masalah kesehatan terkait mobilitas wisatawan,” pungkasnya. (humas/kab/bwi)