KH. Mahrus Ali pada saat memberi tausyiah (Foto: Hasan Sentot)
KabarBanyuwangi.co.id – Kemasan acara “Tasyakuran Mempererat Silaturahmi Bersama Keluarga Banyuwangi”, sebagai ganti Halal Bihalal, empat Paguyuban warga Banyuwangi yang tersebar di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.
Acara berlangsung pada hari, Minggu (13/7/2021) di Desa
Semambung, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo. Paguyuban yang terlibat adalah Gapura
Blambangan (GP), Ikawangi Surabaya, Laros Bersatu Surabaya (LBS), Ikawangi
Guyub Rukun (IGR), Keluarga Besar Pelajar Mahasiswa (KBPM) Surabaya dan
Keluarga Besar Mahasiswa Banyuwangi (Kemangi).
“Ini adalah cara kita mempertahankan organisasi agar tetap
hidup, kalau tidak ada kegiatan sama sekali dalam waktu lama, bisa dipastikan
akan mati atau bubar organisasi itu,” kata Momammad Koiroji, Ketua Gapura
Blambangan sekaligus tuan rumah tempat berlangsungnya acara.
Pembina Gapura Blambangan, Ahmad Fauzi berpesan, agar tetap
melestarikan oarganisasi. Saling silaturahmi dalam berbagai kesempatan, sebagai
sesama orang rantau. “Lewat silturahmi, kita bisa tahu keadaan masing-masing.
Termasuk tukar informasi dan kesempatan pekerjaan,” kata Abah Fauzi yang juga
Ketua DPD SPSI Jatim.
Warga Banyuwangi dari sejumlah paguyuban antusias
menyimak tausyiah. (Foto: Hasan Sentot)
Tidak seperti acara-acara sebelumnya, dengan mengundang dan
menampilkan kesenian Banyuwangi. Pada acara Tasyakuran ini hanya mengundang
Patrol Sidoarjo dan penyanyi elektone, untuk menyanyikan lagu-lagu Banyuwangi.
Namun pembawa acara berpesan secara berulang-ulang, agar tidak ada yang berjoget
naik panggung.
Setelah menyanyikan lagu wajib “Tanah Kelahiran” dan “Umbul-Umbul
Blambangan”, acara dilanjutkan tausyiah oleh KH. Mahrus Ali dari Banyuwangi.
Selama menyanyikan lagu wajib orang Banyuwangi rantaua, Kyai Mahrus tampak
menikmati sambil sesekali berdiri dari kursi tamu kehormatan.
“Marilah warga Banyuwangi yang ada di Surabaya, Sidoarjo
dan Gresik, kita terus berbuat baik. Baik yang saya maksud adalah baik untuk
ukuran Allah, karena baik bagi kita dan orang lain, belum tentu baik untuk
Allah. Namun bila baik untuk ukuran Allah, pasti baik untuk kita,” ujar KH
Mahrus Ali yang sering menggunakan bahasa Using dalam tausyiahnya. (sen)