Warga di Dusun Pancer, Desa Sumberagung manfaatkan teknologi biogas untuk keperluan memasak. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Puluhan rumah tangga di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi merasakan manfaat biogas dari kotoran sapi. Teknologi ini mampu menghemat pengeluaran mereka sekitar 50 persen setiap bulannya.
Di wilayah Dusun Pancer, terdapat 10 instalasi biogas terpasang di rumah warga. Salah satunya di rumah Seger (53). Dia mengaku terbantu dengan adanya biogas.
"Biasanya dibuat masak dagangan. Saya jual aneka
lauk di pasar. Adanya biogas mampu menekan biaya produksi sampai 50 persen,"
kata Seger, Kamis (16/3/2023).
Seger menjelaskan, pembangunan biogas seluruhnya dibantu
dari Greeneration Foundation dan Yayasan Rumah Energi. Kedua lembaga tersebut
memasang instalasi biogas di rumah Seger sejak 2022.
Seger membeberkan, pada awal baru selesai dibangun,
prosesnya memerlukan kesabaran. Karena dari proses produksi diawal tidak
langsung keluar gas. Tetapi harus ditunggu selama seminggu. Namun sekarang
sudah bisa ia gunakan harian.
Dalam proses pembuatannya, lanjut Seger, bahan baku yang
harus disediakan adalah kotoran sapi. Bisa pula kotoran ternak lainnya, seperti
kambing dan burung.
Untuk takarannya, sekali produksi kurang lebih
membutuhkan 3 kilogram kotoran sapi, menyesuaikan kapasitas. Kotoran kemudian
dicampur dengan 2 timba air atau sekitar 6 liter air, kemudian diaduk sampai
gembur lalu dimasukkan ke tangki fermentasi.
"Takarannya 1 banding 2. Satu untuk kotoran dan 2 untuk airnya. Tunggu beberapa jam baru bisa digunakan," beber Seger.
Perwakilan
Yayasan Rumah Energi dan Greeneration Foundation meninjau instalasi biogas di
rumah warga. (Foto: Fattahur)
Gas yang dihasilkan, terang Seger, tak kalah bila
dibandingkan dengan elpiji. Nyala apinya lebih terang dengan warna dominan biru
keunguan. Dalam sekali proses produksi, api bisa bertahan kurang lebih 3 jam.
"Pagi itu 3 jam, dibiarkan lalu sore bisa dipakai
lagi durasinya juga kurang lebih 3 jam. Kelebihan lain bisa berhemat. Biasanya
per bulan bisa 3 kali beli elpiji, sekarang hanya sekali," terang Seger.
Sementara itu, Perwakilan Yayasan Rumah Energi, Supriyanto menerangkan bahwa biogas adalah sebuah teknologi energi baru terbarukan (EBT).
Saat ini EBT menjadi trend dan alternatif untuk memasok
kebutuhan energi masyarakat seiring dengan menipisnya cadangan bahan bakar
fosil di alam.
Pada prinsipnya biogas adalah pemanfaatan gas metana yang
didapat melalui proses pembusukan atau fermentasi.
Prosesnya dilakukan di dalam ruang tertutup dan diberi
katup out put. Katup itu kemudian disambungkan dengan selang ke kompor untuk
dikonversi menjadi api.
Dalam pembuatan biogas, bahan bakunya bisa menggunakan
kotoran ternak, kotoran unggas, kotoran manusia atau bahkan sampah. "Tetapi
yang efektif adalah kotoran seperti sapi atau kerbau," kata Supriyanto.
Kunci dari pembuatan instalasi biogas terletak pada tabung fermentasi atau digester. Pastikan jangan sampai ada kebocoran. Sementara ini ada dua jenis digester yang umum digunakan.
Instalasi
biogas terpasang di rumah-rumah warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan
Pesanggaran, Banyuwangi. (Foto: Fattahur)
Jenis pertama adalah torn, terbuat dari material plastik
tandon. Kedua adalah fix dome terbuat dari cor-coran.
"Masing-masing memiliki keunggulan. Tapi yang bagus
adalah fix doom karena lebih safety dan tekanannya lebih stabil. Untuk
kapasitas menyesuaikan," ujarnya.
Dia menyebut instalasi di Dusun Pancer, banyak yang
menggunakan jenis Torn karena dinilai lebih simpel. "Di wilayah ini ada 10
warga yang menggunakan biogas ini," tegasnya.
Instalasi biogas yang dibangun di rumah-rumah warga juga
ditunjang dengan teknologi yang mumpuni. Baik itu dari aspek produksi hingga
aspek keamanannya.
Pada setiap instalasi, memiliki sensor yang dapat
memantau produksi gas dan sensor pendeteksi kebocoroan.
"Sensor terkoneksi ke ponsel android sehingga dapat
dipantau produksi gasnya. Saat ada kebocoran pun juga dapat terdeteksi,"
bebernya.
"Teknologi biogas ini ramah lingkungan, murah, aman
dan banyak manfaatnya untuk masyarakat," imbuhnya. (fat)