Begini Tadarus Al-Qur'an Raksasa di Masjid Agung Baiturrahman BanyuwangiMasjid Agung Baiturrahman Banyuwangi

Begini Tadarus Al-Qur

Dua petugas membuka lembaran Al-Qur`an raksasa. (Foto: Firman)

KabarBanyuwangi.co.id - Tradisi tadarus atau membaca Al-Quran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman (MAB) Banyuwangi, tetap rutin dijalankan pada Ramadhan tahun ini.

Para jamaah bertadarus tidak menggunakan Al-Quran pada umumnya, melainkan menggunakan Al-Qur’an berukuran raksasa dengan panjang dan lebar mencapai 2 x 1,5 meter.

Dengan suasana tadarus sedikit berbeda di massa pandemi, para jamaah yang bertadarus kali ini saling menjaga jarak, membatasi jumlah jamaah tadarus.

Baca Juga :

Jika biasanya bisa diikuti puluhan jamaah tanpa batasan, namun untuk menghindari kerumunan, pembaca Al-Quran kali ini hanya boleh diikuti oleh pembaca inti sebanyak tujuh orang saja.

Selama bulan Ramadhan, Al-Quran raksasa seberat empat kwintal lebih ini selalu dibaca setiap malam. Tujuh orang ini membaca Al-Quran secara bergantian setelah salat tarawih dijalankan.

Karena besarnya ukuran Al-Quran, untuk membuka lembaran demi lembaran, butuh dua orang petugas untuk membuka halaman berikutnya.

“Iya agar tidak sobek, membukanya harus dua orang. Meski pandemi tadarus Al-Quran raksasa ini tetap kita jalankan dengan protocol kesehatan ketat,” kata Ahmad Rifa’I, Koordianator Sema’an Al-Quran raksasa MAB, Kamis (15/4/2021) malam.

“Dibaca sejak awal Ramadhan lalu seusai tarawih secara bergantian. Ada tujuh orang yang membaca,” imbuh Rifa`i.


Keterangan Gambar : Jamaah membaca Al-Qur`an raksasa dengan khusyuk. (Foto: Firman)

Ukuran Al-Quran besar juga membuat warga yang membaca harus menyesuaikan diri. Namun, bagi yang sudah terbiasa membaca Al-Quran raksasa ini terasa lebih mudah, karena ukuran huruf hijaiyahnya juga lebih besar dari biasanya.

“Sekarang sudah terbiasa karena setiap tahun saya selalu ikut tadarus di sini. Dulu awal-awal ya agak bingung karena biasa membaca Al-Quran yang kecil,” ucap Fuad Azis, salah satu pembaca Al-Quran raksasa.

“Meski huruf hijaiyahnya besar, kita tetap butuh ketelitian juga. Ada yang sambal duduk, bahkan ada yang sambal berdiri membacanya, senyaman kita,” imbuhnya.

Selain ukurannya, keunikan Al-Quran raksasa ini terletak pada tanda akhir ayat di setiap surat selalu berada di pojok halaman.


Keterangan Gambar : Masjid Agung Baiturrahman (MAB) Banyuwangi. (Foto: Firman)

Hal ini diberikan untuk mempermudah masyarakat yang membacanya. Dalam kesempatan kali ini, melalui semaan Al-Quran yang rutin dijalankan setiap malam, para jamaah berharap agar pandemi ini segera berakhir

“Harapan kami corona segera berlalu. Indonesia juga terhindar dari bencana alam. Dan seluruh umat manusia diberi kesehatan serta keselamatan. Amin,” harap Fuad Azis.

Al-qur’an raksasa ini dibuat dan ditulis tangan oleh Abdul Karim warga Kecamatan Genteng, Banyuwangi pada tahun 2011 lalu. Pembuatnya menghabiskan 32 dus spidol dengan 40 dus tinta.

Kertas didatangkan khusus dari Negeri Sakura, Jepang. Lantaran istimewa, Al-Quran ini hanya dikeluarkan di saat tertentu saja, yakni di saat bulan suci Ramadhan saja. (man)