Forum Kepoin Genbest yang diselenggarakan di Kabupaten Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Forum Kepoin Generasi
Bersih dan Sehat (Genbest) bertajuk “Nutrisi Penting untuk Lawan Stunting” yang
dihelat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI telah diselenggarakan
secara luring dan daring kepada remaja di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,
Rabu (27/10/2021).
Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan Kemenkominfo RI, Wiryanta mengatakan, di tahun 2030 mendatang Indonesia
akan mengalami fase bonus demografi yang berarti angkatan usia produktif akan
mendominasi jumlah penduduk saat itu. Oleh karena itu, dibutuhkan keterampilan
dan kompetensi serta karakter sumber daya manusia yang mampu bersaing, baik
secara lokal, nasional, maupun global.
“Sebagaimana
cita-cita kita bersama atau cita-cita pemerintah, di tahun 2045 Indonesia bisa
masuk ke dalam jajaran negara-negara maju dan menjadi negara yang terpandang di
kancah internasional” ujar Wiryanta.
Menurutnya, gerakan pencegahan stunting terus dilakukan
untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan berkarakter.
Wiryanta menambahkan, kehadiran Kemenkominfo adalah sebagai koordinator
kampanye nasional untuk penurunan prevalensi stunting terutama dalam hal
memberikan pemahaman pada segenap masyarakat, khususnya di daerah-daerah dengan
angka prevalensi stunting tinggi.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyambut baik
kegiatan Genbest yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo. Ia berharap dengan
terselenggaranya kegiatan ini di Banyuwangi dapat memberi edukasi kepada
masyarakat tentang stunting serta melibatkan remaja untuk berperan dalam
mengatasi permasalahan stunting di daerah maupun nasional.
“Saya sangat senang sekali ada tren baru bahwa pembahasan masalah sosial masyarakat mulai melibatkan anak-anak muda. Ini sangat penting sebagai bagian dari upaya preventif,” ungkapnya.
Bupati Ipuk saat daring di forum Kepoin
Genbest. (Foto: Tangkapan Layar)
Kegiatan forum sosialisasi Genbest juga menghadirkan
pembicara, yaitu Dwi Listyawardani, selaku Tim Komunikasi Informasi Edukasi
Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Maretha
Primariayu, Dokter Spesialis Gizi.
Maretha menjelaskan bahwa diet yang tidak sehat akan
berdampak pada kehidupan selanjutnya, dan dapat menyebabkan anak-anak lahir
stunting. Untuk itu, ia pun menganjurkan agar remaja mengikuti diet yang
disarankan pemerintah yang dikenal dengan “Gizi Seimbang".
“Artinya, kita makan dengan beraneka ragam makanan yang
nutrisinya bagus kemudian menerapkan juga aktivitas fisik atau olahraga.
Sewaktu makan kita mengikuti anjuran isi piringku. Nanti di rumah tetap ya,
makan besar 3 kali yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Hanya saja,
pemilihan jenis atau jumlahnya yang harus diperhatikan,” jelasnya.
Cara mudah menerapkan isi piringku menurut Maretha adalah
dengan membagi, bagian karbohidrat memenuhi 2/3 dari isi piring, kemudian
sisanya akan diisi dengan lauk-pauk sebagai sumber protein, buah, serta sayur.
Makanan bernutrisi mudah didapatkan. Sumber karbohidrat
bisa diperoleh dari nasi, mie, kentang, ataupun ketela. Sedangkan sumber
protein bisa berasal dari tahu, tempe, kacang-kacangan, telur, serta daging.
Kemudian, sayur dan buah bisa ditemukan dengan mudah.
Sejalan dengan pendapat Maretha, Dwi pun mengungkapkan
makanan yang sehat dan kaya nutrisi bisa didapatkan dengan harga yang murah. Ia
menambahkan, yang menjadi permasalahan adalah pengaturan keuangan yang justru
digunakan untuk kebutuhan lain, seperti belanja rokok.
“Makanan sehat tidak harus mahal. Kalau di pasar, belanja,
Rp. 50 ribu sudah dapat makanan komplit untuk memenuhi syarat gizi seimbang
untuk satu keluarga yang terdiri dari 4 sampai 5 orang anggota,” ujarnya.
Menurut Dwi, pemenuhan gizi seimbang harus memenuhi
kebutuhan gizi makro dan mikro. Selain itu, pemenuhan gizi juga harus
berdasarkan usia dan berat badan serta kondisi khusus lainnya.
“Kalau orang dewasa nutrisinya disesuaikan dengan usia dan berat badan, kemudian dengan Isi Piringku. Kalau ibu hamil tentu ada tambahannya karena ia juga harus memberi gizi yang cukup kepada bayi yang dikandungnya. Sebenarnya prinsip yang paling gampang adalah dengan menggunakan Isi Piringku lalu sesuaikan dengan usia, berat badan, dan kondisi khusus tersebut,” kata Dwi.
Forum Kepoin Genbest digelar secara hybird
dihadapan para pelajar dan mahasiswa. (Foto: Istimewa)
Maretha menambahkan, pemenuhan gizi tidak serta merta
dilakukan saat seseorang lahir hingga dewasa. Pemenuhan gizi khususnya harus
difokuskan sejak bayi di dalam kandungan hingga usia 2 tahun atau dikenal
dengan 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Apabila melebihi usia 2 tahun, perbaikan
nutrisi seseorang pun akan sangat sulit dilakukan.
“Sampai usia 2 tahun manusia mengalami tumbuh kembang yang
sangat pesat dari sisi fisik maupun otak. Kurangnya asupan sejak dalam
kandungan dapat memperlambat perkembangan kecerdasan otak sehingga anak bisa
mengalami keterlambatan dalam belajar dan mengalami berbagai keluhan kesehatan
atau gampang sakit," imbuhnya.
"Saat dewasa pun ia akan mengalami berbagai penyakit
degeneratif seperti diabetes, hipertensi, serta penyakit jantung,” imbuhnya
lagi.
Dwi pun menuturkan, bagi para calon pengantin untuk
mendahulukan pemeriksaan kesehatan. Sehingga apabila ada masalah kesehatan pada
calon ibu dapat diperbaiki dengan segera. Hal ini dilakukan untuk mencegah bayi
lahir stunting di kemudian hari.
“Stunting itu bisa dicegah pada periode emas atau 1.000
Hari Pertama Kehidupan, jadi periksakanlah kehamilan untuk mengetahui tumbuh
kembangnya. Kemudian setelah bayi lahir berikanlah makanan yang sesuai dengan
usianya. Pada periode emas inilah stunting bisa diatasi,” tuturnya.
Sementara itu, Maretha menyatakan remaja adalah agent of
change atau agen perubahan dalam penerapan gizi seimbang dan pencegahan
stunting.
“Remaja adalah agent of change, di sini kalian perlu
menerapkan bagaimana gizi seimbang, olahraga, serta jangan lupa untuk
menyebarkan informasi ini supaya angka stunting di Indonesia bisa semakin
turun,” tutupnya.
Forum Kepoin Genbest yang diadakan kali ini merupakan
bagian dari kampanye GenBest yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk
menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.
GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola
hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid,
GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan,
nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, maupun reproduksi remaja dalam bentuk
artikel, infografik, dan videografik. (man)