Dewan Prihatin Tingginya Angka Putus Sekolah di BanyuwangiDPRD Banyuwangi

Dewan Prihatin Tingginya Angka Putus Sekolah di Banyuwangi

Sekretaris Komisi IV DPRD Banyuwangi, Khusnan Abadi. (Foto: Fattahur/Dok)

KabarBanyuwangi.co.id - Sekretaris Komisi IV DPRD Banyuwangi, Khusnan Abadi mengaku prihatin dengan tingginya angka putus sekolah di Kota Gandrung, yang menurutnya mencapai ribuan.

Catatan dewan di tahun 2022, total ada 4.834 siswa di Banyuwangi yang berhenti sekolah. Tidak hanya di sekolah negeri, di sekolah swasta kasus serupa pun banyak ditemui.

Kasus tertinggi berada di Kecamatan Muncar 459 siswa. Di peringkat kedua Kecamatan Genteng mencapai 408 siswa, disusul Kecamatan Wongsorejo 372 siswa dan Kecamatan Kalibaru 263 siswa.

Baca Juga :

"Lainnya di bawah itu. Terus terang saya sangat prihatin dengan kondisi ini," ujar Khusnan kepada wartawan, Selasa (28/3/2023).

Khusnan pun tak habis pikir dengan tingginya angka putus sekolah yang terlampau tinggi tersebut. Padahal, kata dia, Dinas Pendidikan sudah menjalankan banyak program-program.

Sebut saja program SAS (Siswa Asuh Sebaya). Dirintis sejak zaman Abdullah Azwar Anas, di era ini program SAS kini telah dikembangkan menjadi 5 sub bidang. Kemudian ada Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah).

"Anehnya upayanya sudah seperti itu bahkan sampai mendapat penghargaan, tetapi fakta di lapangan angka putus sekolah masih sangat tinggi," kata Khusnan heran.

Politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu pun juga telah menanyakan langsung kepada Dinas Pendidikan terkait persoalan ini.

"Katanya mau dikoordinasikan dengan lintas instansi. Proporsi kasus antara negeri dan swasta sama banyaknya," ujarnya.

Khusnan mendesak eksekutif untuk lebih serius dalam mendorong laju sektor pendidikan. Apa yang terjadi saat ini, perlu menjadi evaluasi besar-besaran oleh eksekutif.

"Angka itu harus turun dengan anggaran yang sudah disepakati, dengan banyaknya penghargaan yang diraih harusnya sejalan dengan kenyataan di lapangan," tandasnya.

Sayangnya, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno belum memberikan jawaban ketika KabarBanyuwangi.co.id berusaha mengkonfirmasinya terkait persoalan tersebut melalui selulernya. (fat)